Lombok Barat, NTB (ANTARA News) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Badrul Munir mengatakan, kasus penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya (Narkoba) di wilayah itu semakin memprihatinkan.

"Pada 2007 tercatat sebanyak 129 kasus, kemudian meningkat menjadi 146 kasus pada 2008, sedangkan pada 2009 ini saya belum menerima laporannya," kata Badrul ketika membuka advokasi pencegahan penyalahgunaan narkoba di Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, kata Badrul, spektrum penggunaan narkoba saat ini semakin luas dengan teknik penggunaan yang lebih canggih.

Menurut dia, itu terjadi karena lemahnya mental dan iman sehingga terjadi kehampaan spritual dalam diri pemakai narkoba, tidak saja pada kaum muda tetapi juga kalangan intelek berpendidikan tinggi.

"Itu merupakan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa negara termasuk Indonesia," ujarnya.

Untuk itu, kata Badrul, pelibatan tokoh masyarakat dan tokoh agama sangat strategis dalam rangka upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalang masyarakat.

Sementara itu, Kepala Bidang Advokasi Pusat Pencegahan Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN) Yunis Farida mengatakan, tokoh agama seperti kiai, pastor, pendeta, biksu, dan pedande adalah pembina dan panutan masyarakat ke jalan yang benar.

"Para pemuka agama atau tokoh agama mempunyai potensi kepemimpinan yang besar yang cukup berpengaruh untuk menggerakkan umat dan masyarakat untuk mencegah dan mengatasi berbagai masalah di lingkungan masyarakat termasuk masalah narkoba," ujarnya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009