Palembang (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II A Palembang Kanwil Kemenkumham Sumatera Selatan memberikan konseling adiksi narkotika kepada narapidana atau warga binaan pemasyarakatan (WBP) pecandu narkoba.

"Konseling adiksi narkotika kepada narapidana atau WBP diberikan agar mereka bisa keluar dari masalah mental, dan terbebas dari kecanduan barang terlarang itu," kata Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Palembang Ike Rahmawati, di Palembang, Rabu.

Dia menjelaskan, kegiatan konseling adiksi narkotika dilakukan bekerja sama dengan IKAI Sumatera Selatan melakukan kegiatan yang dapat membantu pemulihan gangguan psikologi warga binaan mantan pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan narkotika.

Baca juga: Warga binaan Lapas Palembang ikuti pelatihan tata rias bersertifikat

Walaupun pengisi materi adalah konselor eksternal dari IKAI, kata dia, tetap dalam pengawasan petugas pemasyarakatan.

Selain itu, ada juga pegawai yang bertugas mengkonseling peserta rehabilitasi (konselor internal) baik rehabilitasi medis maupun rehabilitasi sosial narkotika.

"Kegiatan rehabilitasi ini memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan setiap warga binaan. Konseling adiksi ini menjadi langkah positif untuk membangun kembali, mendukung, dan memandu mereka menuju perubahan emosional yang positif,” ujar Ike Rahmawati.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Sumsel Ilham Djaya berharap dengan adanya kegiatan itu dapat mengobati penyalahgunaan narkoba demi membantu napi yang terlibat kasus narkotika mengenali masalah atau perilaku yang memicu ketergantungan tersebut.

Baca juga: Lapas Perempuan razia blok warga binaan cegah peredaran narkoba

Konseling adiksi merupakan proses bimbingan dan dukungan psikologis yang bertujuan untuk membantu seorang narapidana yang sedang dan pernah mengalami masalah adiksi narkotika agar dapat pulih dan berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari.

“Tujuan kegiatan ini untuk membantu program pemulihan, seperti memulai kembali perilaku hidup sehat atau strategi menghadapi situasi yang berisiko penggunaan narkoba kembali terulang,” ujar Ilham.

Salah seorang dokter di Lapas Perempuan Palembang dr. Windy mengatakan konseling tersebut melibatkan berbagai teknik, termasuk terapi perilaku, terapi kelompok, pendekatan holistik, dan strategi lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan individu.

Baca juga: Lapas Perempuan Bandarlampung tes urine 269 narapidana

“Tujuan utamanya adalah untuk mendukung pemulihan, memperkuat kemampuan individu, dan mencegah kekambuhan,” ujar Windy.

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024