Jakarta (ANTARA News) - Anggota Fraksi Partai Golkar di DPR Burhanuddin Napitupulu menyatakan optimis, kabinet Indonesia bersatu (KIB) II mendatang bisa bekerja lebih baik daripada kabinet sebelumnya.

"Nama-nama calon menteri kabinet mendatang diseleksi lebih selektif oleh Presiden(Susilo Bambang Yudhoyono, red) daripada calon menteri kabinet sebelumnya," kata Burhanuddin Napitupulu yang juga pengamat politik  di gedung DPR , Senayan Jakarta, Rabu.

Dijelaskan Burhan, seleksi yang lebih selektif mencakup uji kepatutan dan kelayakan, tes kesehatan dan kejiwaan, serta penandatanganan kontrak politik dan pakta integritas.

Seleksi tersebut, menurut dia, menunjukkan Presiden Yudhoyono bersungguh-sungguh memilih para menteri untuk bekerja optimal dalam koridor yang ditetapkan Presiden.

Ketua Komisi II DPR ini menambahkan, kalau Presiden Yudhoyono memilih menteri-menterinya lebih banyak politisi dari parpol pendukungnya adalah hal yang wajar, karena ia harus bekerja sama dengan para menteri yang akan membantunya di kabinet.

"Presiden sudah mengetahui potensi dan kinerja dari para politisi tersebut, sehingga bisa lebih cepat bekerja dan membangun tim kerja yang baik," kata Burnap, panggilan akrab Burhanuddin Napitupulu.

Dikatakannya, kinerja kabinet mendatang lebih baik atau tidak juga tergantung dari Presiden Yudhoyono yang memimpin Kabinet tersebut.

Ia mengilustrasikan, KIB I 2004-2009 berjalan baik meskipun ada menteri yang berlatar belakang politisi di luar parpol pendukung.

Pada Pemilu legislatif 2004 Partai Demokrat yang memperoleh 57 kursi di DPR, koalisi yang dibangunnya menjadikan dukungan parlemen terhadap pemerintah juga baik.

Pada Pemilu 2009, katanya, Partai Demokrat memperoleh 148 kursi dan koalisi yang dibangunnya lebih baik lagi karena dukungan parlemen lebih kuat, sehingga ia optimis kinerja kabinet mendatang bisa lebih baik lagi.

"Kinerja kabinet adalah kerja kolektif yang di antara menteri-menterinya saling mendukung satu sama lain," kata Burnap.

Namun, politisi Partai Golkar ini mengingatkan, agar pemerintahan Presiden Yudhoyono ke depan tetap prorakyat dan jangan sampai muncul kecenderungan menjadi otoriter.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009