Jakarta, (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Tifatul Sembiring, mengatakan, proyek Palapa Ring yang masih tertunda persoalan teknis harus segera rampung.

"Proyek Palapa Ring harus dilanjutkan dan dirampungkan," katanya di Jakarta, Kamis.

Ia berpendapat, sampai saat ini kawasan Indonesia bagian Timur belum sepenuhnya terakses jaringan telekomunikasi. Bahkan di beberapa daerah terpencil termasuk pulau-pulau terluar NKRI masih merupakan daerah "blankspot".

"Ini kita akan lanjutkan dengan Proyek Palapa Ring," katanya.

Ia mengatakan, bila dahulu pada zaman Kerajaan Majapahit, Mahapatih Gajah Mada, menyatakan Sumpah Palapa untuk menyatukan nusantara, maka saat ini akan ada Palapa Ring untuk menyatukan wilayah NKRI.

"Proyek ini adalah upaya untuk menyatukan seluruh wilayah NKRI dalam satu jaringan fiber optik," katanya.

Pria kelahiran Bukittinggi itu bertekad mengembangkan jaringan telekomunikasi khususnya di kawasan Indonesia Tengah dan Indonesia Timur karena di kedua wilayah itu layanan informasi masih kurang optimal.

Proyek Palapa Ring sampai saat ini belum terealisasi akibat terkendala persoalan teknis mulai dari diferensiasi nilai investasi akibat perubahan nilai tukar mata uang hingga berbelitnya persoalan bahan baku. Ia bertekad melanjutkan program itu hingga terealisasi.

Indonesia memiliki masalah dalam hal perbedaan kemudahan akses di kota besar dan daerah terpencil yang sangat besar, katanya.

Hal itulah yang menjadikan ada jurang ("gap") yang lebar dari sisi layanan komunikasi antara satu daerah dengan daerah lain terutama di wilayah terpencil.

"Sebagai Menkominfo saya ingin komunikasi yang lancar dan informasi yang benar dalam arti lancar, mudah, dan bermanfaat," katanya.

Ia mengaku, infrastruktur ICT di tanah air masih sangat lemah sehingga layanan informasi tidak optimal. Padahal sektor informasi dan komunikasi sangat potensial untuk digarap karena ada studi yang menyebutkan bahwa investasi ICT 1 persen bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi 3-5 persen.

Tifatul sendiri secara pribadi ingin Kominfo menjadi penggerak pembangunan bangsa, pengaplikasi produk lokal, penyerap tenaga kerja, sebagai alat pencerdasan kehidupan bangsa, dan alat demokrasi.

"Institusi ini juga potensial untuk menjaga NKRI karena sampai saat ini masih banyak daerah yang belum tersentuh akses telekomunikasi terutama di wilayah terluar dan terpencil," katanya.

Oleh karena itu, ia bertekad merangsang para vendor telekomunikasi untuk lebih mengembangkan perannya di seluruh bagian wilayah Indonesia.(*)

 

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009