Hua Hin,(ANTARA News) - Pemerintah Thailand mengerahkan upaya maksimum untuk mengamankan kepala negara Asia Tenggara yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-15 ASEAN di Hua Hin, Thailand, pada 23-25 Oktober 2009.

Atase Pertahanan dan Militer Indonesia di Thailand, Kolonel Bambang Hartawan di Hua Hin, Thailand, Jumat, menilai kesiapan Thailand sangat maksimal untuk menjamin kelancaran KTT ke-15 ASEAN.

"Mereka tidak ingin terulang kejadian seperti di Pattaya," ujar Bambang.

KTT ke-15 ASEAN seharusnya diselenggarakan pada 11-12 April 2009 di Pattaya, namun akhirnya diundur pada 23-25 Oktober 2009 di Hua Hin karena saat itu demonstran menduduki tempat acara dan berhasil membubarkan KTT.

Saat itu, beberapa pemimpin negara ASEAN seperti Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo harus dievakuasi dari tempat acara menggunakan helikopter.

Rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sudah mendarat di Thailand ketika itu pun akhirnya membatalkan kunjungan dan langsung kembali ke Indonesia.

Bambang menjelaskan untuk menghindari gangguan keamanan pada KTT ke-15 ASEAN, pihak Thailand memusatkan semua koordinasi langsung di bawah kendali militer.

Pemerintah Thailand membentuk satu gugus tugas khusus di bawah kendali Menteri Pertahanan untuk menurunkan lebih dari 18 ribu personil keamanan yang merupakan gabungan dari aparat kepolisian, angkatan darat, angkatan udara, dan angkatan laut.

Untuk mengamankan pimpinan negara ASEAN, pihak Thailand juga telah mengerahkan keamanan maksimum di sekitar lokasi hotel tempat menginap para kepala negara/pemerintahan negara-negara anggota ASEAN.

Di sekitar Hotel Grand Pacific tempat Presiden Yudhoyono akan menginap, telah dikerahkan sekitar 100 polisi untuk keamanan dalam gedung dan sekitar 300 personel tentara yang berjaga-jaga di luar hotel.

Setiap kendaraan yang melintasi hotel tempat menginap delegasi Indonesia itu harus melalui pos pemeriksaan, sedangkan setiap pengunjung hotel harus melalui pemeriksaan ketat.

Kawasan Hua Hin yang berjarak tiga jam perjalanan darat dari Kota Bangkok sengaja dipilih oleh pemerintah Thailand untuk lokasi penyelenggaraan KTT ke-15 ASEAN dengan alasan keamanan.

Kota pesisir pantai di Provinsi Phetchaburi selatan Kota Bangkok itu jauh dari keramaian dan merupakan daerah peristirahatan bagi Raja dan Ratu Thailand untuk melewatkan masa tua mereka.

"Masyarakat Thailand amat menghormati keluarga kerajaan, sehingga para demonstran pun enggan untuk berunjuk rasa di Hua Hin. Secara politis, kawasan ini termasuk daerah aman," tutur Bambang.

Kondisi politis Thailand yang cenderung dinamis dan sulit diprediksi, lanjut dia, membuat pemerintah Thailand sedetil mungkin mempersiapkan keamanan penyelenggaraan KTT ke-15 ASEAN agar peristiwa di Pattaya tidak lagi terulang.

KTT ke-15 ASEAN dimulai pada Jumat pagi 23 Oktober 2009 dengan upacara pembukaan yang dihadiri oleh pemimpin negara ASEAN.

Menurut informasi, Presiden Yudhoyono baru tiba di Thailand pada Sabtu (24/10) untuk menghadiri KTT ke-15 ASEAN.

Presiden Yudhoyono menunda keberangkatan ke Thailand karena pada Jumat (23/10) menggelar sidang kabinet paripurna pertama untuk memberi pengarahan kepada semua menteri baru yang akan bertugas dalam Kabinet Indonesia Bersatu II.

KTT ke-15 ASEAN di Hua Hin akan diiringi pula oleh pertemuan kepala negara/pemerintahan negara-negara ASEAN dengan rekan mereka di Asia Timur, yaitu China, Jepang, Korea Selatan, dan India, serta dua negara di kawasan Pasifik, yaitu Australia dan Selandia Baru.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009