Surabaya (ANTARA News) - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS Surabaya dan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STIKOM) Surabaya meraih penghargaan "Telkom Smart Campus Award" (TeSCA) 2009.

"Kami (STIKOM) meraih gold award untuk kategori TeSCA bagi Sekolah Tinggi, sedang PENS ITS meraih platinum award untuk kategori TeSCA bagi institut/politeknik," kata Kabag Penerapan Teknologi Informasi (TI) STIKOM Surabaya, Anjik Sukmaaji, di Surabaya, Sabtu.

Menurut dia, prestasi STIKOM untuk TeSCA yang sudah tahun ini digelar itu merupakan motivasi untuk meningkatkan kualitas TI yang ada, apalagi kemenangan itu diraih dengan menyisihkan peserta dari 231 perguruan tinggi se-Indonesia.

"Awalnya, kami hanya mengirimkan proposal, kemudian panitia melakukan seleksi untuk 231 peserta dan akhirnya STIKOM masuk dalam 26 perguruan tinggi yang dianggap layak untuk diverifikasi lewat video conference, sehingga tinggal 21 perguruan tinggi," katanya.

Dari 21 perguruan tinggi itu, katanya, tim juri akhirnya memilih 16 perguruan tinggi yang dianggap layak untuk menang dan hasilnya diumumkan pada peringatan Hari Jadi Telkom di PT Telkom Indonesia, Jakarta pada 23 Oktober malam hari.

Hasilnya, TeSCA kategori sekolah tinggi diraih STMIK AMIKOM Yogyakarta (platinum) dan STIKOM Surabaya (gold), sedang TeSCA kategori institut/politeknik diraih PENS ITS (platinum) dan ITT Bandung (gold), kemudian TeSCA kategori universitas diraih UI (platinum) dan Universitas Gunadarma Jakarta (gold).

"Aspek yang dinilai antara lain tata kelola, infrastruktur dan fasilitas jaringan internet, sistem dan aplikasi dalam administrasi, perpustakaan, dan perkuliahan, serta konten dan stakeholder TI yang dimiliki," katanya.

Dengan hasil yang dicapai, katanya, STIKOM mendapatkan dana bantuan pengembangan TI sebesar Rp75 juta serta banwidth gratis selama tiga bulan sebesar 3 Megabyte (Mb).

"Hasil dalam kompetisi TeSCA yang diadakan Telkom, Depdiknas, Detiknas, dan Warta Ekonomi itu, kami akan semakin terpacu untuk meningkatkan kualitas sesuai dengan kekurangan dan kelebihan yang ada," katanya.

Selain itu, STIKOM juga akan memantapkan amanah untuk mengembangkan TI dalam kehidupan sehari-hari, sebab STIKOM selama ini sudah membuka "Laboratorium Rakyat" yang merupakan sarana belajar internet secara gratis bagi masyarakat pada hari Sabtu dan Minggu dengan pendamping dari kalangan dosen dan mahasiswa setempat.

Senada dengan itu, Direktur PENS ITS Surabaya, Ir. Dadet Pramadihanto, M.Eng, Ph.D, menyampaikan apresiasi lebih untuk PT Telkom atas usahanya menyelenggarakan kegiatan tahunan yang sudah digelar sejak tahun 2008 itu.

"Penghargaan itu sangat prestisius karena berhubungan dengan sejauh mana penetrasi dan operasional IT dalam pelaksanaan pendidikan tinggi di Indonesia, namun perlu diupayakan penyusunan instrumen ukur evaluasi yang jelas sehingga nantinya dapat dijadikan standar nasional," katanya.

Tentang penghargaan Platinum TeSCA Award 2009 untuk kategori Politeknik/ Institut/Akademi untuk PENS ITS, ia menilai hal itu diperoleh berkat kerja keras seluruh civitas akademika PENS.

"Semoga penghargaan itu dapat menambah semangat PENS dan seluruh perguruan tinggi di Indonesia agar lebih mengembangkan dan sekaligus menerapkan TI dalam operasionalnya," katanya.

Ke depan, katanya, PENS akan tetap mengembangkan konten melalui pembuatan aplikasi yang lebih efisien dan ekonomis, guna meningkatkan perbaikan mutu layanan.

"PENS telah menerapkan TI melalui metode open source di semua level (manajemen hingga staf) mulai dari pelayanan akademik, keuangan, kepegawaian, kemahasiswaan, rumah tangga, keamanan, serta masih banyak lagi," katanya.

Bahkan, katanya, aplikasi yang dibuat dan dikembangkan PENS telah dimanfaatkan oleh beberapa politeknik dan kampus di Indonesia. "Kami siap membantu perguruan tinggi yang ingin mengimplementasikan aplikasi yang telah kami kembangkan," katanya.

Dalam kompetisi itu, PENS ITS selaku peraih platinum memperoleh dana pengembangan sebesar Rp100 juta dan bebas menggunakan bandwidth hingga 5 Mb selama enam bulan. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009