Palembang (ANTARA News) - Pedagang di kawasan Pasar 16 Ilir Kota Palembang, Sumatra Selatan terpaksa menggunakan mesin genset untuk penerangan karena seringnya pemadaman listrik bergilir yang terjadi di daerah itu.

Homlan (46) pedagang pakaian di Pasar 16 Ilir Palembang, Minggu mengatakan terpaksa menggunakan mesin genset untuk menghidupkan lampu setiap kali aliran listrik padam.

Dengan menggunakan genset biaya penerangan menjadi lebih mahal karena pedagang mesti membeli sedikitnya empat liter bahan bakar minyak setiap hari untuk penerangan tercukupi, katanya.

Menurut dia, setelah Lebaran ini seminggu paling tidak terjadi sekali pemadaman listrik oleh PT PLN. Bahkan akhir-akhir ini seminggu kadang-kadang sampai tiga kali listrik padam, tambahnya.

Hal senada dikatakan Marni (37) pedagang pakaian yang berjualan di lantai dasar gedung Pasar 16 Ilir yang mengaku, akibat pemadaman listrik yang hampir terjadi setiap dua hari sekali tersebut mereka terpaksa menggunakan mesin genset.

Akibatnya, biaya yang mereka keluarkan pun membengkak naik sementara penjualan pun cenderung menurun karena pembeli enggan berbelanja di tempat yang kurang penerangannya, katanya.

Dia menjelaskan, pihaknya berharap pemadaman listrik bisa teratasi sehingga mereka pun tidak merugi.

Akibat pemadaman listrik bergilir tersebut ratusan pedagang di pasar itu tidak hanya mengeluarkan tambahan biaya bahan bakar minyak untuk mesin genset tetapi pembeli pun berkurang, ujarnya.

Sementara itu, akibat ratusan mesin genset dihidupkan ketika terjadi pemadaman listrik bergilir di pasar tradisional terbesar tersebut menimbulkan polusi udara yang cukup menganggu aktivitas pedagang dan pengunjung yang berbelanja.

Asap mesin genset dan suara bising tampak menganggu aktivitas perdagangan di kawasan yang berada tepat di samping Sungai Musi.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009