HANOI, 26 Oktober (ANTARA/Medianet International-AsiaNet) --

     Para pakar internasional pekan ini bertemu untuk mencari berbagai cara baru menghadapi peningkatan krisis kesehatan dan kemanusiaan yang mengancam miliaran orang yang paling rentan di dunia.

     Bencana dan penyakit yang terkait dengan perubahan iklim, krisis pangan dan keuangan global, pandemik serta epidemi HIV/ AIDS menambah beban kesehatan yang telah ada, dengan semakin memperburuk kemampuan dunia untuk merespon.

     Para pejabat kesehatan internasional senior, lembaga donor, akademisi terkemuka dan organisasi masyarakat, yang bertemu di Hanoi pada Konferensi Internasional pertama mengenai Perwujudan Hak atas Kesehatan dan Pembangunan untuk Semua Orang, mengatakan meskipun telah terdapat peningkatan pendanaan kesehatan global sejak tahun 1990-an, berbagai masalah cepat kehabisan solusi.

     Lebih dari 250 pakar kesehatan, pengembangan, dan hak asasi manusia internasional dan nasional akan berkontribusi terhadap perdebatan mengenai hambatan kesehatan dan pembangunan selama konferensi empat hari tersebut.
 
     "Terdapat resiko nyata bahwa populasi yang rentan akan tertinggal. Kami harus menemukan strategi baru untuk melindungi dan meningkatkan hak-hak dasar atas kesehatan dan pembangunan, serta menemukan berbagai cara inovatif untuk menggunakan sumber daya manusia dan keuangan secara lebih efektif, "kata Ketua Bersama konferensi ini, Daniel Tarantola, Guru Besar Kesehatan dan Hak Asasi Manusia di University of NSW.

    Banyaknya tantangan membahayakan kesehatan dan pembangunan global di dunia yang menghadapi percepatan pertumbuhan penduduk, urbanisasi yang cepat, migrasi paksa, penekanan pada pasokan air dan produksi pertanian, angka kematian ibu dan anak serta keterbatasan akses ke perawatan kesehatan.
 
     "Sampai sekarang tantangan ini sebagian besar telah ditangani secara independen serta bersaing untuk memperoleh pendanaan dan keahlian. Konferensi ini akan merekomendasikan pendekatan baru yang akan memaksimalkan penggunaan secara efektif sumber daya dan modal sosial," kata Dr Cao Duc Thai, mantan Direktur Lembaga Hak Asasi Manusia Vietnam, Akademi Politik dan Administrasi Nasional Ho Chi Minh sekaligus ketua bersama Panitia Konferensi tersebut.

     Dengan memeriksa ancaman kesehatan melalui kacamata hak asasi manusia, konferensi ini bertujuan memicu gerakan baru yang meningkatkan kapasitas individu, masyarakat dan bangsa untuk menghadapi tantangan yang muncul. Konferensi ini disponsori oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa; Filantropi Atlantik; Program Bantuan Luar Negeri Pemerintah Australia (AusAID); Perserikatan Bangsa-Bangsa; USAID/Inisiatif Kebijakan Kesehatan, The Levi Strauss Foundation dan Federasi Organisasi AIDS Australia.

     Kontak media:

     Louise Williams (Hanoi)
     Telepon: +84 (0) 16 463 568 73
     Vietnam lokal: 016 463 568 73
     Louise.Williams @ unsw.edu.au

     Helen Signy (Sydney)
     Telepon + 61 (0) 425 202 654
     helensigny@writemedia.com.au
 
     www.healthandrights.com


     SUMBER: Inisiatif Kesehatan dan Hak Asasi Manusia (IHHR) University of New South Wales
 


Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009