Mamuju (ANTARA News) - Ratusan pendemo yang menentang kebijakan pengelola Kampus Sekolah Tinggi Ekonomi (STIE) Muhammadiyah, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), terlihat tanpa mendapat penjagaan dari aparat kepolisian yang ada di wilayah itu.

Pantauan Antara, Senin, luapan ratusan pendemo yang mendatangi kampus itu terlihat leluasa untuk melakukan aksi protes atas kebijakan pengelola kampus, bahkan aksi tersebut juga menyebabkan ruas jalan di depan kampus tersebut yang terletak di jalan Pattana Lundru, menjadi macet total sehingga menyebabkan pengendara roda empat harus memutar kembali kendaraannya untuk menghindari macet.

Selain itu para demontran juga melakukan aksi membakar ban mobil di depan kampus yang menyebabkan asap tinggi mengepul keudara dan bahkan tak sedikit warga yang berada di lokasi menutup rapat pintu rumah agar asap tersebut tidak masuk kedalam rumah mereka (warga.red).

Ketua MPM STIE Muhammadiyah Mamuju, Muhammad Balki,mengatakan, pihaknya menentang kebijakan pengelola kampus karena telah memberatkan mahasiswa untuk membayar SPP. "Pihak pengelola telah memberatkan kami, karena SPP itu harus dibayar tunai sekaligus, padahal selama ini SPP tersebut dapat dibayar dengan cara menyicil,"kata dia.

Ia juga mengatakan, selain itu para Mahasiswa juga mendesak agar segera dilakukan proses pemilihan Ketua Umum Kampus STIE yang defenitif. "Kami minta agar dipercepat proses pemilihan ketua umum, karena telah mengganggu proses perkuliahan ini,"katanya.

Aksi demonstran mereda setelah pihak pengelola kampus yang diwakili Ketua Jurusan Manajmen STIE, Hasanuddin, SE, M.Si yang didampingi Dosen STIE, Syarifuddin, S.Sos, M.Si, mengajak demonstran untuk kedalam aula Kampus guna membahas apa yang menjadi tuntutan para pendemo.

Namun, demikain, dalam pertemuan kedua belah pihak tidak menghasilkan kata mufakat sesuai dengan tuntutan para demontran karena yang disepakati hanya menuntaskan persoala SPP.

"Ini belum cukup karena masih banyak persoalan lain yang semestinya telah mendapat titik terang seperti prosespemelihan ketua Umum defenitif Kampus yang hingga kini masih dijabat ketua umum sementara, Drs.H. Silmi Abu, M.pd yang saat ini dikabarkan sedang jatuh sakit," kata Balki.

Sementara itu, Hasanuddin, menyampaikan, masalah pemilihan ketua umum defenitif akan segera di proses cepat dan menunggu kondisi kesehatan ketua umum sementara STIE Muhammadiya,"katanya.

Hasanuddin, menambahkan, jika kondisi kesehatan belum pulih hingga satu pekan mendatang, maka jalan yang ditawarkan adalah pihak mahasiswa mengutus perwakilan masing-masing untuk menghadap kerumah ketua umum sementara.

"Kita menunggu dulu kondisi kesehatan pak ketua membaik, jika tidak, maka saya minta ada perwakilan mahasiswa seseuai perwakilannya baik BEM maupun organisasi lainnya untuk menunjuk perwakilannya, "timpalnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009