Jakarta,(ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada pihak yang berwenang agar mengusut dan membuka secara tuntas pihak-pihak yang ada di dalam transkrip dari rekaman dugaan kriminalisasi pimpinan KPK.

"Tentang transkrip saya minta secara tegas usut dengan tegas, siapa yang bercakap, apa mengarah ke persoalan Pak Bibit dan Pak Chandra, buka jelaskan usut dengan tuntas," kata Presiden dalam keterangan pers di Kantor Presiden Jakarta, Jumat.

Kepala Negara mengatakan, namanya dicatut dalam rekaman pembicaraan itu padahal ia sama sekali tidak mengetahui hal tersebut.

"Nama saya dicatut katanya, saya tidak tahu, saya tidak komunikasi, saya sangat dirugikan, cari, setelah ketemu siapa yang berbicara, siapa yang menyadap apakah sesuai dengan UU?, kita tertibkan semua, buka, saya prihatin dan merasa rugi dengan itu," tegasnya.

Presiden Yudhoyono memaparkan bukan tabiatnya untuk ikut campur atau berbuat seperti yang ada dalam rekaman pembicaraan tersebut.

"Bukan tabiat saya untuk ikut campur, bagaimana bisa beredar itu, buka semuanya," katanya.

Ditambahkannya, dimasa yang akan datang, tata cara penyadapan akan diatur sehingga tidak menimbulkan "lautan penyadapan".

Dalam bagian lain keterangan persnya, Presiden menegaskan komitmennya tidak pernah pudar untuk melakukan pemberantasan terhadap korupsi.

"Jaminan pemerintah, pemberantasan korupsi agenda nasional dan diatur dalam undang-undang. Itu prioritas, saya minta semua pihak seperti itu, jalankan amanah undang-undang, jangan dikaitkan-kaitkan satu isu kemudian pemerintah dianggap tidak serius, harus jalan terus," tegasnya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memanggil sejumlah menteri dan pejabat negara ke Kantor Presiden untuk mendengarkan penjelasan mengenai perkembangan terkini kasus yang menimpa pimpinan KPK non aktif Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah.

Sejumlah pejabat yang dipanggil Presiden adalah Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, Jaksa Agung Hendarman Supandji. Sedangkan para menteri yang dipanggil adalah Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menkum dan Ham Patrialis Akbar, Mensesneg Sudi Silalahi dan Menkominfo Tifatul Sembiring.

Dalam keterangan pers tersebut Presiden didampingi oleh Mensesneg Sudi Silalahi dan juru bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009