Jakarta (ANTARA News) - PT Shell Indonesia berharap, pemerintah memberi kesempatan kepada perusahaan yang berkantor pusat di Belanda tersebut mendistribusikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di wilayah Jawa dan Bali.

Presiden Direktur Shell Indonesia Darwin Silalahi di Jakarta, Jumat, mengatakan, penetapan Shell sebagai calon pendamping PT Pertamina (Persero) mendistribusikan BBM bersubsidi di Medan pada 2010 merupakan peluang yang cukup baik.

"Tapi, kami juga berharap mendapatkan kesempatan mendistribusikan BBM bersubsidi di wilayah lain termasuk di Jawa dan Bali," katanya.

Menurut dia, sejak memutuskan masuk ke bisnis penyaluran BBM di Indonesia, Shell berharap bisa melayani pelanggan di seluruh wilayah Indonesia.

"Ke depan, diharapkan tidak ada lagi pembatasan daerah.Kami percaya pelanggan mempunyai hak sama mendapatkan produk-produk Shell," ujarnya.

Darwin menambahkan, saat ini, pihaknya tengah melakukan pembahasan dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terkait penetapan Shell sebagai calon pendamping Pertamina tersebut.

Sidang Komite BPH Migas pada 19 Oktober 2009 telah menetapkan tiga calon badan usaha swasta sebagai calon pendamping Pertamina mendistribusikan BBM bersubsidi tahun 2010 yakni PT Aneka Kimia Raya Corporindo Tbk (AKR), PT Shell Indonesia, dan PT Petronas Niaga Indonesia.

BPH Migas memberikan waktu kepada ketiga pendamping yang masih bersifat sementara tersebut hingga awal Desember 2009 untuk melengkapi infrastrukturnya.

Jika berdasarkan verifikasi nantinya, calon pendamping masih belum memenuhi kriteria yang ditetapkan, maka BPH Migas bisa membatalkan penetapannya.

Kuota BBM bersubsidi yang diusulkan ketiga calon pendamping Pertamina tersebut sebesar 134.712 kiloliter atau hanya 0,37 persen dari kuota nasional sesuai APBN 2010 sebesar 36,5 juta kiloliter.

Perinciannya, AKR sebanyak 109.162 kiloliter solar di 34 titik yang bukan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Medan, Deli Serdang, Binjai, Metro, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Utara, Bandar Lampung, Pontianak, dan Banjarmasin.

Shell berupa 5.110 kiloliter premium di satu SPBU di Medan dan Petronas 20.440 kiloliter di empat SPBU di Medan.

Sementara, kuota BBM bersubsidi 2010 ditetapkan mencapai 36.504.779 kiloliter dengan rincian premium 21.454.104 kiloliter, solar 11.250.675 kiloliter, dan minyak tanah 3.800.000 kiloliter.

Sesuai APBN 2010, biaya distribusi dan marjin (alpha) yang disubsidi negara ditetapkan sebesar Rp556 per liter. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009