Srinagar, India (ANTARA News/AFP) - Orang-orang yang diduga muslim militan menembak mati dua polisi dalam jarak dekat Minggu di Kashmir India, kata polisi.

Penembakan itu menyulut kepanikan di daerah bisnis ramai Srinagar, ibukota musim panas Kashmir India yang dilanda pemberontakan selama dua dasawarsa ini.

"Dua polisi yang sedang berpatroli ditembak di kepala oleh militan. Salah seorang dari mereka dinyatakan `dibawa dalam keadaan tewas` ketika tiba di rumah sakit, sedang yang satu orang lagi tewas kemudian," kata seorang jurubicara kepolisian kepada AFP.

Serangan itu terjadi beberapa hari setelah Perdana Menteri India Manmohan Singh melakukan kunjungan dua hari ke Kashmir.

Singh menawarkan perundingan dengan para politikus separatis dan mengulangi kesediaan pemerintahnya mengadakan pembicaraan dengan semua kelompok separatis yang menentang kekuasaan India bila mereka meninggalkan kekerasan.

"Saya percaya sebuah babak baru sedang terbuka dalam proses perdamaian di negara bagian itu dan kita sedang melewati krisis," kata Singh pada jumpa pers di Srinagar pada akhir kunjungannya itu, Kamis (29/10).

"Kami bersedia melakukan pembicaran serius dengan setiap kelompok asalkan mereka menghentikan jalan kekerasan," kata Singh ketika ia mengumumkan serangkaian langkah ekonomi untuk mendorong pariwisata dan prasarana wilayah itu.

Tokoh-tokoh separatis Kashmir segera menolak tawaran itu dan meminta New Delhi melakukan perundingan tipartit yang juga melibatkan Pakistan.

"Perundingan harus trilateral yang melibatkan Pakistan, India dan separatis," kata Shabir Shah, seorang pemimpin separatis veteran yang dianggap sebagai moderat yang keluar-masuk penjara India karena mengambil bagian dalam sejumlah demonstrasi terbesar anti-India dalam dua dasawarsa ini.

Bulan lalu, Menteri Dalam Negeri India P. Chidambaram menawarkan memulai "dialog diam-diam" dengan politikus separatis di wilayah yang disengketakan itu.

Tawaran itu kemudian disambut baik oleh tokoh-tokoh moderat lokal namun ditolak oleh kubu garis keras.

Pemimpin-pemimpin separatis moderat di negara bagian itu telah mengadakan sejumlah babak pembicaraan dengan pemerintah pusat India, namun kubu pejuang garis keras menolak segala kontak yang tidak melibatkan Pakistan, negara muslim tetangga India.

Kashmir, sebuah kawasan indah di pegunungan Himalaya, terbelah menjadi wilayah-wilayah yang dikuasai India dan Pakistan dan telah menjadi masalah yang mengganjal.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pemberontak Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pemberontak Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Serangan-serangan tahun lalu di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November tahun lalu yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, jurubicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

Perdana Menteri India Manmohanh Singh mengatakan pada pertengahan Juli bahwa perundingan perdamaian dengan Pakistan akan tetap tertahan sampai negara itu menindak orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan di Mumbai tahun lalu.

Pernyataan Singh itu tampaknya bertentangan dengan sebuah pernyataan bersama dengan PM Pakistan Yusuf Raza Gilani dimana kedua pemimpin tersebut mengatakan bahwa tindakan terhadap terorisme "tidak boleh dikaitkan" dengan proses dialog tersebut.

Dalam pernyataannya kepada media India, Singh mengatakan, "Harus ada upaya-upaya jujur serius untuk menjembatani kesenjangan yang memisahkan kedua negara itu."

Pada Agustus, Pakistan menjamin kepada India mengenai kerja sama penuh mereka dalam mencegah aksi teror baru setelah peringatan dari Singh bahwa militan di Pakistan sedang merencanakan serangan-serangan baru.

Perdana Menteri Pakistan itu juga berjanji melakukan segala sesuatu untuk membawa mereka yang bertanggung jawab atas serangan Mumbai ke pengadilan.

Pakistan telah menangkap lima orang yang dituduh terlibat dalam serangan itu, termasuk tersangka dalang Zakiduddin Lakhvi.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009