Ashdod, Israel (ANTARA News) - Pasukan komando angkatan laut Israel menyergap sebuah kapal yang mengangkut "ratusan ton" senjata dari Iran untuk milisi Hizbullah dalam sebuah operasi beberapa puluh mil di lepas pantai negara Yahudi tersebut, kata sejumlah pejabat, Rabu seperti dilaporkan AFP.

"Kami menemukan puluhan peti kemas, dengan ratusan ton senjata yang ditujukan untuk Hizbullah dari Iran," kata wakil komandan angkatan laut Rani Ben Yehuda kepada wartawan, dengan menambahkan bahwa senjata-senjata itu mencakup roket, granat dan amunisi.

Pengiriman senjata itu termasuk yang terbesar yang disergap Israel. Penyergapan besar sebelumnya terjadi pada 2002 terhadap kapal Karine A yang mengangkut 50 ton senjata yang sedang menuju Gaza, dan hal itu menjadi pukulan besar bagi hubungan antara Palestina dan Washington.

Militer sebelumnya mengumumkan bahwa mereka telah menahan kapal berbendera Antigua "Francop" menjelang fajar sekitar 100 mil laut dari pantai Israel.

Presiden Israel Shimon Peres mengatakan, kapal itu tampaknya mengangkut senjata untuk Hizbullah dan insiden itu menunjukkan "perbedaan yang besar antara kata-kata dan tindakan yang dilakukan Iran dan Suriah".

Hizbullah menolak berkomentar mengenai insiden itu.

Media Israel melaporkan, kapal itu mengangkut berton-ton rudal anti-pesawat dan anti-tank, dan Deputi Menteri Pertahanan Matan Vilnai mengatakan kepada radio militer bahwa roket Katyusha termasuk diantara persenjataan itu.

Menteri Pertahanan Ehud Barak memuji operasi itu dengan menyebutnya sebagai "keberhasilan baru dalam perjuangan kami melawan penyelundupan senjata yang bertujuan memperkuat organisasi teroris yang mengancam keamanan Israel".

Komentar Barak itu disampaikan dalam sebuah pernyataan kementerian pertahanan yang mengatakan, kapal itu disergap "di dekat Siprus", namun tidak ada penjelasan mengenai apakah di daerah Siprus atau di perairan internasional.

Vilnai mengatakan kepada radio militer, awak kapal tampaknya tidak mengetahui senjata-senjata itu, yang disegel di peti kemas barang.

Surat kabar Israel Haaretz melaporkan, kapal itu berlayar dari Iran dan kemudian berlabuh di Yaman dan Sudan sebelum melanjutkan perjalanan melewati Terusan Suez menuju Suriah atau Lebanon.

Israel telah lama menuduh musuh-musuh sengitnya, Suriah dan Iran, memasok senjata untuk Hizbullah dan pejuang Palestina di Jalur Gaza, yang dikuasai gerakan Islamis Hamas sejak Juni 2007.

Selasa, seorang jendral Israel memperingatkan bahwa Hamas telah berhasil mengujitembakkan sebuah roket yang bisa menjangkau Tel Aviv dari Jalur Gaza.

Militer Israel mengklaim bahwa lebih dari 200 roket dan bom ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel sejak berakhirnya ofensif 22 hari negara Yahudi itu terhadap Hamas yang menguasai Gaza, pada Desember dan Januari.

Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember tahun lalu.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009