"Diharapkan tahun ini transaksi penjualan kita bisa mencapai Rp115 miliar atau sekitar 12 juta dolar AS," kata Direktur Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar), Sapta Nirwandar, di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan, WTM London merupakan bursa pariwisata internasional yang bersifat trade dan consumer show terbesar kedua di dunia setelah ITB Berlin.
Tahun lalu, Indonesia sukses membukukan transaksi penjualan sebesar 11,7 juta dolar AS.
"Mengikuti bursa ini penting untuk memelihara pasar atau keep destinasi. Kalau kita tidak menghadiri event ini maka pasar Indonesia akan dengan mudah diambil alih negara lain," katanya.
Pada 2008, WTM London diikuti oleh 5.615 exhibitors yang berasal dari 187 negara dan dikunjungi oleh 49.963 orang.
Sementara itu, Direktur Promosi Luar Negeri Depbudpar, I Gde Pitana, mengatakan, Indonesia mengikutsertakan enam pemerintah daerah (Pemda) dari provinsi, kabupaten, kota, dan 25 industri pariwisata yang terdiri dari hotel, resort, vila, travel agent, tour operator, dan safari park.
"Mereka akan kami fasilitasi untuk berpameran, road show, destination awardness kepada para pengunjung, dan workshop untuk product dan knowledge," katanya.
Direktur Lembaga Pengembangan Informasi Pariwisata (Lepita), Diyak Mulahela, menilai WTM London berpotensi menjadi tumpuan promosi pariwisata Indonesia.
"WTM ini cukup dikenal di dunia, karena menjadi tempat bertemunya pembeli dan penjual dari berbagai negara di dunia," katanya.
Ia berpendapat, bursa itu menjadi tumpuan promosi pariwisata tanah air melalui penjualan paket-paket wisata Indonesia.
"Dan diharapkan dapat mendorong pemasukan di sektor pariwisata sehingga target kehadiran wisman pada 2009 sebesar 6,5 juta dengan devisa 6,5 miliar dolar AS dapat tercapai," katanya.
Dalam jangka menengah, bursa itu juga diharapkan dapat mendorong target perolehan wisman 2010 sebesar 7 juta pengunjung. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
