Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Strategic Indonesia menyatakan, kasus kematian mahasiswa Indonesia, David Hartanto Widjaja, masih diliputi misteri dan keanehan antara lain karena pihak kepolisian Singapura belum juga mengembalikan laptop milik David.

Direktur Program Strategic Indonesia, Audy WMR Wuisang, di Jakarta, Jumat, mengatakan, laptop pribadi David sampai sekarang masih disita oleh polisi Singapura.

Menurut Audy, tidak ada itikad baik dari pihak kepolisian negara jiran tersebut untuk mengembalikan laptop tersebut. "Hal ini semakin menegaskan tentang anehnya kasus ini," katanya.

Ia menegaskan, laptop harus dikembalikan karena barang elektronik tersebut bukanlah alat bunuh diri atau pun alat yang kerap digunakan untuk menyerang orang lain secara fisik.

Strategic Indonesia hingga kini juga masih menyesalkan keputusan Pengadilan Koroner Singapura yang menyatakan bahwa David melakukan bunuh diri.

Keputusan itu, ujar dia, mengabaikan fakta betapa luka David sama sekali bukan luka seseorang yang menyerang orang lain lalu kemudian melakukan bunuh diri.

"Selain itu, tidak ada indikasi kejiwaan dan alasan apa pun yang memungkinkan David melakukan tindakan bunuh diri," kata Audy.

Karena itu, menurut dia, sangat beralasan jika kemudian banyak pertanyaan yang muncul, termasuk dugaan bahwa Pengadilan Koroner telah mencederai rasa keadilan.

Untuk itu, Strategic Indonesia menegaskan antara lain hasil Pengadilan Koroner tidak mencerminkan rasa keadilan dan pihaknya akan mengkaji ulang untuk kemudian melakukan pengujian kembali karena ditemukan banyak kejanggalan.

Bahkan, lembaga tersebut bertekad untuk melakukan kampanye internasional atas dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) .

Audy mengimbau pemerintah Indonesia melalui Departemen Luar Negeri untuk lebih berinisiatif dalam menangani kasus tersebut. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009