London (ANTARA News/AFP) - Harga emas mencapai rekor tertingginya 1.111,20 dolar per ons pada Senin sebagai tanggapan atas meningkatnya permintaan logam mulia dari negara-negara berkembang dan penurunan nilai dolar.

Harga emas di London Bullion Market ditutup pada 1.106,75 dolar -- naik dari 1.096,75 dolar per ons Jumat malam.

Dalam perdagangan sore hari, euro naik menjadi 1,5007 dolar dibandingkan dengan 1,4846 dolar di New York akhir Jumat. Euro juga naik terhadap unit Jepang, menjadi 134,76 yen dibandingkan sebelumnya 133,45 yen.

Sementara dolar jatuh menjadi 89,81 yen dari 89,90 yen pada akhir Jumat.

Emas "berdirikan sendiri di atas tingkat psikologis (1.100 dolar) pagi ini karena para menteri pada pertemuan menteri akhir pekan G20 berjanji untuk menjaga langkah stimulus fiskal," kata James Moore, seorang analis di TheBullionDesk.com.

Pekan lalu, Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga utama pada rekor terendah untuk "jangka waktu yang panjang" dan menjaga langkah-langkah stimulus triliun dolar dalam tempat untuk mendukung pemulihan AS yang rapuh dari resesi.

"Kecuali ada pembalikan suku bunga di AS, emas akan ditawar baik," kata Ronald Leung, Direktur Lee Cheong Gold Dealers di Hong Kong.

Pemerintah dari negara-negara industri dan berkembang terkemuka di dunia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada akhir pekan bahwa "pemulihan tidak merata dan tetap tergantung pada dukungan kebijakan" - sebuah sinyal bahwa rencana stimulus akan disimpan dalam tempat.

Dana Moneter Internasional (IMF) juga berpendapat bahwa tindakan stimulus harus tetap untuk menghindari bahaya pada pemulihan ekonomi yang "baru lahir".

Valentin Marinov, seorang analis di Commerzbank di Jerman, berkomentar: "Investor tampaknya menyukai aset berisiko lagi menyusul pertemuan G20."

Euro dianggap lebih berisiko, dan karena itu lebih tinggi menghasilkan, investasi di pasar mata uang dibandingkan dengan "safe haven" dolar, yang lebih populer di masa gejolak ekonomi yang lebih besar.

Emas pada Jumat mencapai di atas 1.100 dolar per ons untuk pertama kalinya, menyusul berita telah bergabungnya Sri Lanka megikuti India untuk membeli emas bukan mata uang AS dan di tengah meningkatnya minat dari China.

"Kami telah mengamati bahwa harga emas telah naik jadi kita membeli emas sudah strategis selama beberapa bulan sebagai bagian dari proses pengelolaan cadangan diversifikasi portofolio kami," kata asisten gubernur Bank Sentral Sri Lanka, Nandalal Weerasinghe pada Sabtu.

IMF minggu lalu mengatakan telah melakukan penjualan besar-besaran 200 ton logam mulia kepada bank sentral India selama periode dua minggu bulan lalu untuk 6,7 miliar dolar dalam rangka meningkatkan keuangan.

Di London hari Senin, euro berpindah tangan pada 1,5007 dolar terhadap 1,4846 dolar akhir Jumat, pada 134,76 yen (133,45), 0,8964 pound (0,8934) dan 1,5102 franc Swiss (1,5100).

Dolar berdiri di 89,81 yen (89,90) dan 1,0065 franc Swiss (1,0171). Pound berada pada 1,6782 dolar (1,6611).(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009