Jakarta (ANTARA News) - Anggota Tim Delapan, Todung Mulya Lubis, mengaku sedih mengetahui kesaksian mantan Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Wiliardi Wizar yang ditekan oleh penyidik dalam kasus dugaan pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB), Nasruddin Zulkarnaen.

"Saya sedih kalau mendengar ini," katanya pada Workshop Polri 2009 bertema "Membuka Ruang Transparansi Publik Menyongsong UU Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik" di Jakarta, Rabu.

Dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada sidang kasus dugaan pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasruddin Zulkarnaen dengan terdakwa mantan Ketua KPK Antasari Azhar, Selasa, Wiliardi menyatakan ada rekayasa dalam penetapan tersangka Antasari dan mengaku dia telah ditekan oleh penyidik.

Dalam kesaksiannya, Wiliardi bahkan menyebut sejumlah pejabat tinggi Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Ketua Transparency International Indonesia itu menyatakan kesaksikan itu menunjukkan perlu ada instropeksi dalam proses penyidikan dan penyelidikan di Polri, agar kejadian serupa tidak terulang.

Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri sendiri, mempertanyakan kesaksian mantan Kapolres Jakarta Selatan bahwa dia mendapatkan tekanan dari penyidik untuk menetapkan Antasari Azhar sebagai tersangka.

"Masak kombes (Wiliardi) diperiksa oleh AKP (Ajun Komisaris Polisi), Kompol (Komisaris Polisi) di Polda Metro Jaya?" tanyanya heran, juga dalam forum yang sama dengan Todung berada.

Sementara itu, Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna, mempersilakan Wiliardi berbicara seperti itu, namun polisi akan membeberkan faktanya.

"Kalau perlu hakim menampilkan siapa penyidiknya," kata Nanan. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009