Singapura (ANTARA News) - Para pemimpin ekonomi Forum Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) membahas upaya penyatuan ekonomi kawasan dalam suatu pertemuan informal (retreat) seusai jamuan santap siang di Istana, Singapura, Sabtu.

Pertemuan informal yang dihadiri oleh 20 pemimpin ekonomi anggota APEC --Presiden Amerika Serikat Barack Obama belum hadir-- itu berlangsung secara tertutup.

Selain membahas mengenai masalah penyatuan ekonomi kawasan, menurut keterangan pers dari Sekretariat APEC Singapura 2009, dalam pertemuan itu juga dibahas mengenai inisiatif masa depan seperti mendorong keterhubungan dalam rantai pasokan dan menjadikan usaha melakukan bisnis di kawasan lebih murah, cepat dan mudah.

Para pemimpin ekonomi APEC juga akan menitikberatkan diskusi mereka pada upaya mewujudkan sebuah paradigma baru pertumbuhan ekonomi, yang membuat pertumbuhan ekonomi lebih berimbang, inklusif dan berkelanjutan.

Dalam pertemuan informal itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sore itu mengenakan setelan jas berwarna hitam dan dasi kuning duduk di antara Kepala Eksekutif Hongkong Donald Tsang dan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak, di seberang Presiden Yudhoyono duduk Perdana Menteri Papua Nugini Sir Michael Somare.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat diwakili oleh Menteri Luar Negeri Hillary Clinton yang mengenakan setelan hitam dan jas berwarna merah duduk di antara Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva dan Presiden Vietnam Nguyen Minh Triet.

Para pemimpin ekonomi APEC itu melakukan pertemuan informal dalam kondisi duduk dan formasi melingkar. Mereka duduk pada sebuah kursi kayu dengan busa berwarna putih. Di samping setiap kursi itu diletakkan sebuah meja kecil yang berisi alat penerjemah, air minum dan pengeras suara.

Para pemimpin ekonomi APEC mulai berdatangan ke Singapura guna mengikuti pertemuan ke-17 tingkat pemimpin ekonomi APEC 2009 sejak Kamis (12/11).

Mereka yang tiba di Singapura Kamis antara lain Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Papua Nugini Sir Michael Somare, Kepala Eksekutif Hongkong Donald Tsang, Lien Chan Utusan khusus Presiden Taiwan Ma Ying-jeou, Perdana Menteri Malaysia Dato` Sri Najib Razak, dan Perdana Menteri Selandia Baru John Key.

Sementara itu sejumlah kepala negara/pemerintahan yang tiba pada Jumat (13/11) adalah Presiden Vietnam Nguyen Minh Triet, Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo, Presiden Peru Alan Garcia dan Presiden Chili Michelle Bachelet.

Sedangkan Presiden China Hu Jintao telah tiba di Singapura pada Rabu (11/11) untuk melakukan pertemuan dwipihak dengan Presiden Singapura SR Nathan.

Sementara itu Perdana Menteri Kanada Stephen Harper, Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama, Presiden Meksiko Felipe Calderon, Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama tiba belakangan.

APEC merupakan forum yang terbentuk dan perkembangannya dipengaruhi antara lain oleh kondisi politik dan ekonomi dunia saat itu yang berubah secara cepat di Uni Soviet dan Eropa Timur.

Selain itu dipengaruhi kekhawatiran gagalnya perundingan Putaran Uruguay yang akan menimbulkan proteksionisme dengan munculnya kelompok regional serta timbulnya kecenderungan saling ketergantungan diantara negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

Forum yang dibentuk 1989 di Canbera-Australia itu telah melaksanakan langkah besar dalam menggalang kerja sama ekonomi sehingga menjadi suatu forum konsultasi, dialog.

Sebagai lembaga informal yang kerja sama ekonominya berpedoman melalui pendekatan keterbukaan bersama berdasarkan sukarela, melakukan inisiatif secara kolektif dan untuk mendukung keberhasilannya dilakukan konsultasi yang intensif terus menerus di antara 21 ekonomi anggota.

Indonesia mendukung peran penting APEC dalam meningkatkan kerja sama ekonomi di kawasan dan berperan aktif dalam pengembangan arah kerjasama APEC ke depan.

Partisipasi Indonesia di APEC dilandaskan pada pentingnya mengantisipasi dan mengambil keuntungan dan mengamankan kepentingan nasional RI dari era perdagangan dan investasi yang semakin bebas di Asia Pasifik.

Manfaat lain dari forum APEC bagi Indonesia adalah sebagai tempat melibatkan komunitas bisnis Indonesia dalam proses pengembangan kebijakan, sarana pengembangan kapasitas melalui pemanfaatan proyek-proyek APEC.

Selain itu APEC dijadikan Indonesia sebagai forum bertukar pengalaman, serta forum yang memungkinkan Indonesia untuk memproyeksikan kepentingan-kepentingannya dan mengamankan posisinya dalam tata hubungan ekonomi internasional yang bebas dan terbuka.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009