"Itu cabang kedua HBA Narotama setelah Bandung. Presenter itu tak perlu keren, pintar, tinggi, atau cantik, karena itu semuanya akan kami ajarkan dalam HBA," katanya saat meluncurkan HBA Narotama di Surabaya, Minggu.
Dalam peluncuran HBA Narotama itu dihadiri istri Gubernur Jatim Ny Nina Kirana Soekarwo, Sekdaprov Jatim Dr Rasiyo MSi, dan sejumlah praktisi kepenyiaran itu.
"Almarhum Taufik Savalas itu tidak keren bener, Tukul juga tidak terlalu pinter, khususnya dalam Bahasa Inggris, Adul juga tidak tinggi, dan Okky Lukman juga tidak cantik, tapi semuanya sukses menjadi presenter," katanya.
Menurut alumni STAN yang juga pemilik rumah produksi PT Triwarsana itu, dirinya bersama sejumlah ahli di bidang kepenyiaran akan membagikan pengalaman kepada peserta HBA Narotama.
"Misalnya, kita tidak boleh setengah-setengah dalam bekerja, seperti Tukul yang konyol habis-habisan atau Omas ya hancur-hancuran. Jadi, bukan cantik, tinggi, atau apa, tapi kita punya ciri khas apa dan ciri khas itulah yang harus dioptimalkan," katanya.
Di hadapan ratusan sivitas akademika Unnar Surabaya, Helmy menegaskan bahwa dirinya membuka akademi kepenyiaran karena televisi merupakan fenomena yang dahsyat.
"Survei terbaru menyebutkan anak-anakl Indonesia menonton televisi lebih dari lima jam sehari yakni 36 jam dalam tujuh hari (seminggu), sehingga televisi menjadi kubus ajaib yang memberikan inspirasi, apakah inspirasi positif atau negatif," katanya.
Secara terpisah, Bussiness Executive HBA Narotama Surabaya, Wahyudin Meidiyanto, S.ST.Par., mengatakan HBA Narotama akan membuka empat klas yakni acting presenter, kids presenter (presenter anak-anak), profesional cameraman, dan public speaking.
"Pertemuan akan diadakan dalam 15 kali dengan sedikit teori dan mayoritas praktik serta diskusi pengalaman, karena peserta akan bertemu banyak ahli, termasuk Helmy Yahya. Praktik antara lain olah vokal, improvisasi, nondrama, studio seni peran, shooting acara, dan sebagainya," katanya.
Ia menambahkan peserta HBA Narotama yang dibuka mulai 15 November itu akan dikenai biaya pendaftaran Rp200 ribu dan biaya workshop Rp5 juta serta biaya praktik di rumah produksi milik Helmy Yahya dan sejumlah stasiun televisi.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
