"Sejauh yang saya pelajari, ada tiga pilar penting yang harus didirikan untuk mengembangkan kelautan dan perikanan Indonesia," katanya usai menyampaikan orasi ilmiah pada acara pertemuan ilmiah tahunan VI Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) di Bogor, Senin.
Ketiga pilar tersebut, pertama adalah kebijakan kelautan nasional. "Ini menjadi payung hukum dalam pengembangan kelautan di Indonesia, selama ini kebijakan ini belum ada, sehingga ini pilar pertama yang harus didirikan terlebih dahulu," katanya.
Pilar kedua, adanya kebijakan ekonomi kelautan nasional, berupa peta jalan (roadmap) yang menentukan penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan yang ditujukan untuk kepentingan nasional yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
"Setelah kebijakan ekonomi, kita perlukan tata kelola yang baik untuk kelautan (ocean goverment) karena selama ini tata kelola ini belum berjalan maksimal dan banyak penyimpangan dan ini harus diubah," katanya.
Ia mengatakan, pelaksanaan ketiga pilar ini juga harus memfokuskan perhatian kepada perikanan, wisata bahari, pertambangan bawah laut, transportasi laut, pembangunan kelautan, industri kelautan dan jasa kelautan.
"Dengan visi dan misi itu, kita menjadikan Indonesia penghasil produk perikanan terbesar di dunia dan harapan mensejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan dapat tercapai," katanya
Pihaknya menargetkan 2015 upaya pengembangan sektor kelautan perikanan Indonesia dengan menggunakan tiga pilar utama ini dapat tereralisasikan.
"Tahun 2015 saya targetkan perikanan Indonesia sudah menjadi andalan. Mari bersama-sama kita dukung upaya ini, dan ini merupakan tugas para ahli perikanan yang ada," katanya mengimbau para peserta pertemuain Ilmiah ISOI.
Melalui pencanangan program kerja itu, ia meminta para sajana perikanan untuk memberikan kontribusinya dalam pengembangan perikanan yang ada saat ini, agar target yang diharapak dapat tercapai.
"Saat ini kita mengimbau para alumni perikanan yang ada untuk mengembangkan tiga pilar ini agar target yang kita harapakan tercapai," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
