Washington, (ANTARA News) - CIA telah memberikan ratusan juta dolar kepada dinas mata-mata Pakistan, termasuk pembayaran untuk penangkapan atau pembunuhan gerilyawan yang dicari, sebuah surat kabar AS melaporkan, dengan mengutip sejumlah pejabat dan bekas pejabat yang tak disebutkan namanya.

Bantuan keuangan CIA itu tercatat sebanyak sepertiga dari anggaran badan mata-mata Inter-Services Intelligence (ISI) Pakistan, Los Angeles Times melaporkan Minggu, sebagaimana dikutip dari AFP.

Ketika dihubungi oleh AFP, Dinas Intelijen Pusat (CIA) Senin menolak untuk mengomentari laporan tersebut.

Program gelap yang memberikan hadiah pada ISI itu telah mendorong perdebatan sengit dalam pemerintah AS, kata beberapa pejabat pada surat kabar tersebut, karena ISI diduga tetap memelihara hubungan dan memberikan dukungan pada Taliban dan kelompok gerilyawan lainnya di Afghanistan.

Pembayaran itu pertama-tama disetujui oleh mantan Presiden George W. Bush dan diteruskan pada masa Presiden Barack Obama, kata laporan tersebut.

Dibanding besarnya jumlah bantuan militer dan sipil pada Pakistan yang diumumkan secara terbuka, kata beberapa pejabat CIA pada surat kabar tersebut, pembayaran mereka murah sekali.

"Mereka memberi kami 600 hingga 700 untuk orang yang tertangkap atau tewas," kata seorang pejabat CIA yang bekerja dengan Pakistan seperti yang dikutip koran itu. "Menurunkan orang-orang itu di jalan adalah hal yang baik, dan itu tabungan besar bagi pembayar pajak (AS)."

Pejabat intelijen lainnya menyatakan Pakistan telah membuat "sumbangan besar pada anti-terorisme".

ISI telah menggunakan sejumlah dari dana itu untuk membangun markasbesar baru, ketika Washington mengkhawatirkan bahwa markas lama rentan pada serangan, tulis surat kabar itu.

Sebagai indikasi hubungan dekat dengan dinas mata-mata Pakistan itu, CIA secara tetap telah mengundang agen ISI ke fasilitas latihan rahasia di North Carolina, katanya.

Sejumlah pejabat penting AS, termasuk Laksamana Mike Mullen, pemimpin kepala staf gabungan, secara terbuka menyuarakan kekhawatiran awal tahun ini menyangkut yang diduga hubungan ISI dengan Taliban.

Pakistan telah beralih dari pendukung utama Taliban menjadi sekutu AS setelah serangan 11 September 2001.

Namun ISI telah lama menghadapi tuduhan pembangkangan terhadap perintah pemerintah Pakistan dan menyalurkan dukungan pada Taliban sebagai pembalasan atas musuh lama Pakistan, India, yang mempererat hubungan bersahabat dengan pemerintah Kabul.

Pada saat Perang Dingin, ISI bekerja dengan CIA untuk mempersenjatai kelompok Islam yang memerangi pasukan Soviet di Afghanistan. ISI kemudian mendukung Taliban, yang menerapkan pemerintahan Islam yang keras di negara yang dirusak-perang itu.

Media AS sebelumnya melaporkan bahwa para pejabat Amerika telah menemukan bukti bahwa mata-mata ISI telah diberi uang, pasokan militer dan bahkan perencanaan strategis terhadap para komandan Taliban di Afghanistan.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009