Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan keinginannya untuk bergerak cepat dan tepat menangani kasus hukum Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto, dan kasus itu harus diselaraskan dengan proses internal jajaran pemerintah dalam menyikapi polemik perkara tersebut.

Dalam pengantar saat bertemu dengan tim delapan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa, Presiden mengatakan, sebagai Kepala Negara dan Pemerintahan yang dapat ia lakukan untuk menangani kasus tersebut adalah sesuai dengan konstitusi, undang -undang, dan peraturan yang berlaku.

"Tentu saja setelah laporan ini diterima, saya ingin bergerak cepat untuk merespon ini semua. Untuk meresponnya, ada proses internal dari jajaran pemerintah untuk kita lakukan menyusul laporan yang akan Saudara sampaikan nanti," tutur Presiden.

Menurut dia, di satu sisi pemerintah ingin mengambil langkah cepat dan tepat dalam menanggapi polemik kasus Chandra dan Bibit. Namun, Presiden juga menginginkan agar masalah tersebut dapat menjadi pembelajaran yang baik dan sejarah yang baik untuk perbaikan di masa depan.

Presiden Yudhoyono mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada tim independen verifikasi fakta dan proses hukum kasus Chandra dan Bibit atau lebih dikenal dengan tim delapan untuk kerja keras selama dua pekan bekerja sejak dibentuk pada 2 November.

Presiden mengatakan, rekomendasi tim delapan tentu akan menjadi masukan serta bahan pertimbangan penting guna mencari solusi terbaik atas permasalahan yang sedang dihadapi.

Untuk menjaga etika terhadap Presiden sebagai pemberi mandat, tim delapan tidak membuka isi rekomendasi mereka kepada publik.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009