Bantaeng, Sulsel (ANTARA News) - Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah menemukan pembangunan ruang kelas yang terkesan dikerjakan asal jadi. Bahan bangunan yang digunakan juga jauh dari standar.

"Masa kayunya seperti ini," tuturnya dalam nada kecewa sembari membuka jendela yang kayunya tidak rapih dan pengaitnya dari engsel biasa," Kasihan Negara melihat cara kerja seperti ini, padahal Pemerintah sudah meningkatkan anggaran pendidikan," tuturnya saat melihat pembangunan kelas baru SD Inpres Jatia di Kecamatan Tompo Bulu, Rabu.

Pembangunan dua unit kelas baru di sekolah itu menghabiskan anggaran Rp156 juta lebih, tidak termasuk mobiler, kata Kepala Sekolah SD Inpres Jatia, Hasaning,A.Ma. Bupati berpesan agar Kepala Sekolah mengambil tindakan memperbaiki kekurangan yang dilakukan pihak developer dengan memotong jatah anggaran yang ada.

Kebetulan, pembayaran pembangunan gedung tersebut belum diserahkan kepada rekanan, terangnya. "Potong saja dengan perbaikan yang dilakukan. Masa begini, kasihan anak-anak," tambah Nurdin lagi.

Menurut Bupati Bantaeng, pemerintah sudah menaikkan anggaran pendidikan 20 persen, namun kelihatannya belum ada perubahan. "Kita ingin, dengan kenaikan anggaran tersebut disertai perubahan," tandasnya.

Bupati Nurdin Abdullah juga melihat pembangunan tiga unit ruang kelas baru dan satu kantor di SD Inpres Dampang, Kecamatan Gantarangkeke yang kondisinya agak lebih baik dari SD Jatia.

Sayangnya, sekolah tersebut terkesan kering padahal halamannya cukup luas. Untuk itu, bupati minta pihak sekolah membuat taman agar indah dilihat dan lengkapi dengan tempat sampah agar anak-anak lebih disiplin dalam hal kebersihan.

Rehabilitasi juga dilakukan pihak SD Inpres Kampung Beru. Rehabilitasi di sekolah ini yang menghabiskan anggaran Rp165 juta lebih berhasil memekarkan dua unit ruang belajar menjadi 4 unit. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009