Jakarta (ANTARA News) - Menneg BUMN Mustafa Abubakar menyatakan bahwa pemerintah masih menginginkan ada BUMN yang ikut dalam konsorsium dalam rangka divestasi Newmont.

"Kita ingin sekali BUMN di pusat bisa ikut dalam core bisnis itu tapi sampai sekarang tidak juga tercapai, sayang sekali," katanya sebelum rapat di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Kamis.

Menurut Mustafa, sebenarnya persediaan dana di BUMN (PT Antam) sudah ada namun kesepakatan tidak juga muncul. "Saya sebagai pemegang saham Antam tentu sangat mendambakan supaya itu jadi," kata Mustafa.

Ia menjelaskan, Antam mundur dari konsorsium itu karena tidak tercapai kesepakatan mengenai formula pembagian saham.

"Tidak tercapai kesepakatan pada formulanya, karena bagi Antam formula tepat yang mencapai keekonomian adalah 50:50. Ternyata itu tidak ada titik temu dengan konsorsium pemda," jelasnya.

Ia menyebutkan, masalah itu kemungkinan akan dibahas bersama Menko Perekonomian Hatta Rajasa di samping membahas masalah listrik dan gas pada Kamis pagi ini.

Ketika ditanya apakah ada BUMN lain yang berminat, Mustafa mengatakan, belum ada. "Hari ini saya bertemu (dengan Menko Perekonomian dan menteri lainnya) dan kita akan bicarakan juga selain masalah gas. Sampai hari Rabu, posisinya masih seperti itu," katanya.

Sebelumnya pemerintah daerah NTB dan PT Antam tidak mencapai kesepakatan pembelian 14 persen saham divestasi PT Newmont Nusa (NNT)Tenggara. Grup Bakrie melalui PT Multicapital bersama Pemda NTB akan mengambil alih jatah divestasi 2008-2009 sebesar 14 persen saham NNT.

Dalam negosiasi yang berlangsung di Jakarta, Rabu (18/11), pemda yang diwakili Gubernur NTB Zainul Majdi dan Dirut Antam, Alwinsyah Loebis, tetap pada pendirian sebelumnya.

Hadir sebagai fasilitator adalah Dirjen Mineral, Batubara, dan Panas Bumi Departemen ESDM Bambang Setiawan, Deputi Menko Perekonomian Wimpie S Tjetjep, dan Deputi Menneg BUMN Sahala Lumban Gaol.

Dalam pertemuan tersebut, Antam yang telah ditunjuk sebagai wakil pemerintah pusat, tetap meminta porsi saham mayoritas yakni 50 persen dan 50 persen lainnya dibagi pemda dan PT Multicapital.

Sementara, pemda menginginkan porsi sahamnya adalah 25 persen pemda, 37,5 persen Antam, dan 37,5 persen Multicapital.

Antam beralasan, kalau saham di bawah 50 persen, tidak sesuai dengan strategi bisnis Antam ke depan.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009