Jambi (ANTARA News) - Ratusan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Thaha Saefuddin (STS), Jambi, Senin menggelar aksi demonstrasi menutup pintu masuk kampus, sehingga aktivitas perkuliahan sempat tertunda.

Berdasarkan pantauan di lapangan, demonstrasi tersebut merupakan aksi solidaritas mahasiswa terkait tidak diterimanya alumnus jurusan Tadris IAIN STS Jambi pada penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun ini.

Sekitar 500-an mahasiswa terlihat memadati pintu gerbang kampus yang berada di kawasan Mendalo, seberang Kota Jambi tersebut. Aksi tersebut sempat menarik perhatian masyarakat, sehingga menghambat aktivitas lalu lintas jalur Jambi menuju Kabupaten Batanghari dan daerah lainnya.

Mahasiswa meminta klarifikasi dari pihak rektorat tentang alumni Tadris Fakultas Tarbiyah yang tidak diakomodir sebagai CPNS di berbagai daerah di Jambi. Beberapa di antaranya, lulusan Tadris ditolak di Pemko Jambi, Kabupaten Muarojambi dan Kabupaten Merangin.

"Ini harus dijelaskan dan diselesaikan secara tuntas, jangan sampai hal ini terus terjadi pada penerimaan CPNS yang akan datang. Padahal jurusan Tadris jelas-jelas jurusan pendidikan sama seperti pendidikan formal lainnya," ujar Awing Azhari, koordinator umum aksi tersebut.

Menurut rencana sebenarnya aksi demonstrasi tersebut akan dilanjutkan ke kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jambi, namun akibat banyaknya pemberitaan tentang pernyataan kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKKPD) Jambi tentang diperbolehkannya alumni Tadris mengikuti tes dengan syarat khusus, aksi tersebut urung dilakukan.

"Saat ini kami membatalkan aksi demo di kantor BKD Jambi. Tapi ke depan kami pasti akan melanjutkan aksi dengan skala yang lebih besar di jalan,? ancam Awing.

Saat ini mahasiswa masih merasa tidak puas dengan diberlakukannya persyaratan khusus tersebut, yakni apabila dinyatakan lolos seleksi, para CPNS dari alumnus Tadris harus membuat surat pernyataan untuk tidak menggugat pemerintah jika nomor induk pegawai (NIP) tidak dapat diproses penerbitannya oleh Badan Kepegawaian Nasional (BKN).

"Ini sama saja tidak lulus, dan keputusan yang tidak adil dan tidak sesuai," katanya.

Selain itu, mahasiswa juga menuntut untuk dilibatkan dalam proses seleksi CPNS.

"Kami ingin mengontrol dan mengawasi jalannya seleksi tertulis, sebab, ada dugaan banyak kejanggalan dalam penerimaan PNS seperti tahun sebelumnya," ujar Awang.

Pembantu Dekan III Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi Ali Husmar menanggapi aksi tersebut, mengatakan, saat ini pihak rektorat sedang berupaya menyelesaikan permasalahan tersebut.

"Saat ini kami sedang berjuang agar alumni Tadris bisa diakomodir menjadi CPNS," ujarnya.

Jika ada mahasiswa Tadris yang dinyatakan lolos seleksi tertulis namun proses NIP tidak bisa dilakukan, dirinya juga akan ikut memprotes.

"Saya akan menjadi orang pertama yang akan memperjuangkan masalah tersebut,? katanya.

Dalam aksi yang berlangsung tertib tersebut juga mendapat pengawalan ketat dari jajaran kepolisian Polres Muarajambi. Tidak lama setelah aksi, gerbang kampus kembali dibuka sehingga aktivitas perkuliahan kembali berjalan normal.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009