Carakas, (ANTARA News) - Presiden Venezuela Hugo Chavez, Rabu, memanfaatkan kunjungan Presiden Iran Mahmoud Ahamadinejad untuk mencap Israel sebagai agen pembunuhnya Washington.

Chavez dan Ahmadinejad, yang berada pada tahap ketiga kunjungan ke negara yang condong ke kiri di Amerika Selatan, saling memeluk, menjabat tangan dan memuji sebagai rekan revolusioner, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Presiden Venezuela tersebut mengutip pernyataan Presiden Israel Shimon Peres, selama kunjungan pada November ke Amerika Selatan, bahwa hari-harinya Chavez dan Ahmadinejad untuk memangku jabatan dapat dihitung.

"Kami tahu untuk apa negara Israel berdiri --tangan pembunuh kekaisaran Yankee," kata Chavez pada taklimat bersama dengan Ahmadinejad.

"Apa yang dikatakan presiden Israel, kami terima sebagai ancaman."

Chavez memutuskan hubungan dengan Israel tahun ini. Ia mendapat pujian dari dunia Muslim setelah mencap serangan militer Israel ke Jalur Gaza sebagai pembantaian suku bangsa.

Pidato kerasnya terhadap Israel ditafsirkan oleh sebagian pendukungnya sebagai lampu hijau bagi anti-Semitisme dan tembok di Caracas seringkali ditulisi slogan anti-Yahudi.

Ahmadinejad membantah Holocaust dan telah menyeru agar Israel dihapuskan dari peta.

Venezuela dan Iran, keduanya anggota OPEC, telah kian dekat selama beberapa tahun belakangan. Chavez mendukung program nuklir kontroversial Ahmadinejad, sementara Iran membantu Venezuela memetakan kandungan uraniumnya.

Kedua pemimpin itu dijadwalkan menandatangani beberapa kesepakatan industri dan bisnis selama kunjungan yang telah mengundang kecaman dari oposisi Venezuela, yang menyebut kedua presiden tersebut diktator.

Ahmadinejad meraih masa jabatan kedua setelah pemilihan umum yang disengketakan pada Juni memicu kerusuhan terburuk di Iran sejak Revolusi Islam 1979 dan penindasan tangan-besi terhadap oposisi.

Kunjungannya ke negara yang condong ke kiri itu, Brazil, Bolivia dan Venezuela pekan ini telah membantu mengukuhkan hubungan dengan ketiga negara tersebut, yang mendukung hak Iran untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir bagi tujuan damai.

Iran menghadapi tekanan agar menerima baik rencana PBB yang bertujuan memeriksa ambisi nuklir yang dikatakannya bertujuan damai tapi negara Barat khawatir dapat dimaksudkan untuk membuat senjata atom.

Seorang pengeritik lantang terhadap Chavez dan direktur surat kabar, Teodoro Petkoff, mencemooh kunjungan Ahmadinejad itu, dan mengatakan kesepakatan kerja sama pada masa lalu tak memberi hasil mendasar, bahkan tak menghasilkan produksi sepeda yang direncanakan.

"Chavez senang menciptakan kontroversi setiap kali ia pergi atau Ahmadinejad datang. Tapi kebenaran yang sulit ialah hubungan Venezuela-Iran adalah khayalan proyek mewah yang pada kenyataannya tak lebih daripada omong kosong belaka," tulis Petkoff.

Namun Karen Hooper, pengulas Amerika Latin buat konsultan Stratfor, menyatakan bahwa kekhawatiran terburuk di Washington mengenai hubungan Venezuela dan Iran mungkin berlebihan.

"Nyaris tak ada bahaya bahwa Venezuela mampu membantu Iran menyebarkan nuklir," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009