Pohon sukun di taman tersebut, tempat Soekarno mencurahkan pikiran untuk menemukan cara bagaimana menemukan nilai yang dapat memrpersatukan Indonesia.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menyoroti kondisi Taman Renungan Bung Karno yang terdapat di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, karena kondisinya memprihatinkan, padahal tempat tersebut merupakan lokasi bersejarah bagi bangsa Indonesia.

"Saya miris melihat taman ini," kata Jazilul dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Jazilul mengatakan hal itu ketika mengunjungi Taman Renungan Bung Karno di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa.

Di taman yang berdampingan dengan Pelabuhan Ende itu, pada masa lalu, saat Soekarno diasingkan oleh pemerintah kolonialisme Belanda, kata dia, menjadi tempat yang digunakan presiden pertama RI untuk merenung memikirkan dasar-dasar negara.

Baca juga: Menjaga situs Bung Karno, Gus Jazil: Agar anak dan cucu paham sejarah

Ia prihatin atas kondisi taman tersebut karena tidak terurus, padahal di tempat tersebut Soekarno menemukan lima mutiara.

Menurut dia, bawah pohon sukun di taman tersebut, tempat Soekarno mencurahkan pikiran untuk menemukan cara bagaimana menemukan nilai yang dapat memrpersatukan Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dan beragam suku, bahasa, agama, dan adat istiadat.

"Terbukti apa yang ditemukan Bung Karno mampu mengikat bangsa ini," ujarnya.

Ia menyayangkan kondisi taman yang ada tidak mendukung dari temuan besar dari Bung Karno. Di satu sisi bangsa Indonesia ingin memperkuat dan memasyarakatkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Namun, di sisi lain kondisinya masih perlu banyak dibenahi.

"Artinya, kita kurang memberi penghargaan dari jejak sejarah yang ada," ujarnya.

Menurut politikus PKB itu, seharusnya di Taman Renungan Bung Karno ada fasilitas pendukung yang lain, seperti perpustakaan dan laboratorium Pancasila.

Baca juga: Dibuka lagi, objek wisata Benteng Marlborough dan rumah Bung Karno

"Bila perlu, dijadikan tempat pendidikan kebangsaan selama 2 hingga 4 bulan," katanya.

Fasilitas seperti itu, menurut dia, perlu ada agar sebanding dengan apa yang ditemukan Soekarno di Ende.

Ia pun mengajak kepada semua pengusaha, pihak swasta, masyarakat luas, dan pemerintah pusat untuk bersama-sama membangun dan membenahi Taman Renungan Pancasila agar menjadi taman yang megah.

"Apabila ada yang ahli desain, sumbangkan pikiran tentang tata kota. Bila pengusaha, bantulah dana," katanya.

Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu akan peduli terhadap keberadaan taman tersebut, bahkan akan berkampanye agar keberadaan Taman Renungan Bung Karno menjadi lebih baik.

Ia berharap pihak-pihak terkait, seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, segera membenahi Taman Renungan Bung Karno itu.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020