Jakarta (ANTARA News) - Plt Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan dampak "Dubai World" tidak berpengaruh langsung ke Indonesia.

"Kejadian yang dialami oleh `Dubai World` tidak memiliki dampak langsung ke kita karena `exposure` langsung bank-bank kita ke sana praktis kecil sekali, kalaupun ada mungkin beberapa sukuk yang nilainya kecil," ujarnya seusai menghadiri rapat dengan komisi XI di gedung DPR, Jakarta, Senin.

Ia menambahkan dampak terbesar dari kasus tersebut akan dialami oleh bank-bank besar yang berbasis di Eropa dan beberapa diantaranya memiliki cabang di Indonesia, namun secara keseluruhan tidak berpengaruh.

"Dampak kepada sistem keuangan global tetap ada, tapi tidak besar," ujarnya.

Deputi Gubernur BI Hartadi Sarwono juga menambahkan ada penyesuaian (adjustment) untuk pasar negara berkembang (emerging market) akibat efek dari "Dubai World" tapi dampaknya tidak terlalu panjang.

"Apalagi telah ada statemen dari bank sentral mereka yang bisa menangani masalah utang dan selain itu cadangan devisa dari minyak juga sangat besar," ujarnya

Menurut dia, perkiraan dari beberapa analis mengenai dampak tersebut juga tidak terlalu besar kepada Indonesia karena "exposure" Indonesia di pasar Timur Tengah tidak terlalu banyak.

Deputi Gubernur BI Budi Mulya menegaskan agar pasar jangan terlalu over reaksi dan saat ini telah dilakukan berbagai upaya untuk menghindari kerugian lebih jauh.

"Ini berbeda dengan kasus `Lehmann Brothers` yang memang sangat sistemik karena underlyingnya derivatif sedangkan `Dubai World` disebabkan harga properti turun karena kreditnya bermasalah," ujarnya.

Ia menambahkan saat ini otoritas perbankan dunia seperti Asia, Eropa dan Timur Tengah telah menyiapkan diri memitigasi kemungkinan dampak negatif dari "Dubai World", apalagi pasar keuangan mulai agak "mild" dan untuk seterusnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Kalau dalam kejadian `Lehmann Brothers`, Indonesia tidak berpengaruh dari kejadian itu, saya menyakini kita tidak terkena dampak `Dubai world` karena fundamental kita juga masih bagus," tambahnya.

Konsorsium "Dubai World" mengalami gagal bayar atas utangnya sehingga meminta penangguhan pembayaran utang pokok (standstill) hingga enam bulan kepada para kreditor mancanegara.

Dan sebgai pengelola pembangunan Dubai mereka meminta para kreditor untuk bersabar menerima pembayaran utang hingga Mei 2010.

Utang pokok yang harus ditanggung "Dubai World" sebesar 60 miliar dolar AS. Bila termasuk bunga, beban yang harus ditanggung grup perusahaan dukungan pemerintah itu menjadi sekitar 80 miliar dolar AS. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009