Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Bank BNI Tony A Prasetyantono mengatakan bahwa kasus Bank Century bisa menjadi sentimen negatif bagi perekonomian Indonesia.

"Kasus Century ini membuat konsentrasi pemerintah terpecah, lalu menimbulkan sentimen negatif bahwa dunia bisnis di Indonesia itu larinya juga ke politik," kata Tony, dalam acara Outlook BNI dengan tema "Inspirasi Peluang Investasi & Prospek Ekonomi 2010" di Jakarta, Selasa.

Menurut Tony, sentimen negatif dari munculnya kasus Bank Century ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan investor menanamkan modalnya di Indonesia.

"Kasus Century ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan investor karena ribut terus dan kapan kerjanya. Ini bisa berdampak pada `capital outflow` (arus modal keluar)," kata Tony.

Pemerintah harus bisa segera menyelesaikan permasalahan ini sehingga tidak akan menganggu program kinerja 100 hari.

Ekonom BNI ini mengatakan bahwa suhu politik yang memanas akan membuat para investor asing tidak nyaman, seperti yang terjadi di Thailand setelah lengsernya Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.

"Jadi hati-hati dalam menangani kasus ini karena dapat mengacaukan persepsi pasar. Seperti Thailand dengan kasus Thaksin yang akan menjadi bom waktu," katanya.

Sementara mengenai prospek industri perbankan pada 2010, Tony memprediksi akan lebih baik karena didorong mulai membaiknya perekonomian global dari krisis.

Dia juga menganggap perbankan Indonesia juga semakin efisien dan meningkatnya pendapatan dari "fee based income" (pendapatan di luar bunga).

"Meningkatnya `fee based income` ini bisa menurunkan NIM (net interest margin atau selisih bersih bunga kredit dan deposito), sehingga bisa menurunkan suku bunga kredit," katanya.

Dengan turunnya bunga kredit ini diharapkan ekspansi kredit semakin tumbuh dan mendorong sektor riil Indonesia, katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009