London (ANTARA News/AFP) - Harga emas mencapai rekor di atas 1.200 dolar AS per ons untuk pertama kalinya pada Selasa waktu setempat, karena melemahnya mata uang AS mendorong permintaan untuk logam mulia yang dipandang sebagai investasi "safe haven", kata para analis.

Emas mencapai sebuah rekor tertinggi 1.201,63 dolar per ons di Pasar Emsa London (London Bullion Market) pada 1639 GMT (23.39 WIB).

Kemudian mundur sedikit menjadi berdiri pada 1.199,65 dolar.

Emas telah mencapai puncak tertinggi dalam sejarah selama beberapa hari dan minggu karena dolar merosot terhadap saingan utama euro dan yen.

"Seperti biasa, minggu menyakitkan lain untuk mata uang AS melihat tertinggi baru untuk emas," kata analis komoditas VTB Capital Andrey Kryuchenkov, Selasa.

Dalam beberapa pekan terakhir, emas telah memecahkan rekor didukung ketakutan inflasi dan meningkatnya langkah oleh bank sentral untuk mendiversifikasi aset dari greenback.

Logam kuning, dua penggerak pembeli utama perhiasan dan investasi, juga mendapatkan karunia di iklim ekonomi yang tidak menentu dan ketakutan dari memuncaknya krisis utang Dubai.

"Emas terus diuntungkan dari sebuah `badai sempurna` mata uang yang lemah, suku bunga minimal, kekhawatiran tentang inflasi dan ketakutan tentang masa depan stabilitas keuangan," kata analis Capital Spreads Simon Denham.

"Tidak ada kekhawatiran ini tampak seperti akan pergi dalam waktu dekat dan sehingga berbaris berlangsung lebih tinggi."

Mata uang AS yang lebih lemah membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang saingan, merangsang permintaan terhadap logam dan akhirnya mengangkat harga.

Harga emas juga telah didorong lebih tinggi setelah pembelian emas IMF minggu lalu oleh bank sentral Sri Lanka.

Dana Moneter Internasional (IMF) mengumumkan telah menjual 10 ton emas kepada bank sentral Sri Lanka seharga 375 juta dolar sebagai bagian dari restrukturisasi sumber daya keuangan.

Rekor kenaikan juga datang setelah surat kabar minggu lalu melaporkan bahwa India mempertimbangkan pembelian lebih cadangan emas IMF.

"Sentimen keseluruhan pada emas masih tetap bullish, juga didorong oleh rumor pekan lalu bahwa India sudah siap untuk membeli lebih banyak emas IMF, menurut sebuah artikel di Financial Chronicle India," kata analis Kryuchenkov.

"IMF menolak berkomentar ketika ditanya oleh media dan kami percaya hal itu hanya spekulasi murni saat ini."

Dia menambahkan: "Sri Lanka membeli 10 ton logam mulia, juga membantu membangkitkan getaran positif lagi.

"Memang, itu tidak banyak, tapi ini tetap mendukung dengan meningkatkan retorika tentang diversifikasi bank sentral dan inflasi AS yang diperkirakan masih berjalan tinggi ketika kami masuk ke tahun 2010."

Sementara itu pertambangan raksasa Kanada Barrick Gold pada Selasa mengumumkan telah menghapuskan seluruh "hedges" (lindung nilai) pada produksi dan cadangan emas terbesar di dunia, berharap untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga emas.

Lindung nilai emas itu kontrak di mana Barrick -- produsen emas nomor satu di dunia -- menjual ons emas itu diperkiraan untuk produksi di muka untuk sebuah harga tetap.
Sementara itu, jika harga emas meningkat, Barrick diwajibkan untuk menjual emas pada harga yang lebih rendah atau membelinya di pasar pada harga yang lebih tinggi untuk memenuhi kewajiban kontrak.

Hedging biasanya digunakan untuk melindungi perusahaan dari fluktuasi harga pasar dan menyediakan tingkat stabilitas keuangan untuk operasi mereka.

Barrick mengumumkan pada September akan menarik lindung nilai emas yang tersisa, karena tidak mendapatkan manfaat dari setiap kenaikan harga emas, yang diperkirakan akan terus meningkat dalam jangka panjang sebagai deposit yang habis.

"Kami berpandangan positif pada harga emas membawa kami untuk mempercepat penghapusan kontrak tersebut di depan jadwal yang kami telah ditetapkan," kata Aaron Regent, presiden dan kepala eksekutif Barrick.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009