Yogyakarta (ANTARA News) - Teknologi transplantasi stem cell dapat mengobati berbagai penyakit yang dianggap tidak mudah disembuhkan seperti stroke, jantung, dan diabetes, kata Direktur Bio-Cellular Reseach Organization (BCRO) Dr Michael Molnar.

"Pemanfaatan stem cell dalam pengobatan klinis sangat memungkinkan, karena teknologi ini mempunyai kemampuan untuk mengubah berbagai jenis sel, sehingga dapat berfungsi menggantikan sel yang rusak," katanya pada diskusi "Stem Cell and Its Clinical Experiences" di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, transplantasi stem cell merupakan salah satu metode penyembuhan berbasis teknologi tingkat tinggi yang kini mulai dilakukan. Pengobatan dengan teknologi transplantasi stem cell telah digunakan lebih dari 75 tahun untuk mengobati berbagai penyakit.

"Lebih dari lima juta pasien yang sudah memanfaatkan pengobatan dengan menggunakan teknologi stem cell. Saya secara langsung telah menangani 35.000 pasien dengan teknik stem cell," katanya.

Ia menyebutkan pasien sebanyak itu tersebar di Rusia, Amerika Serikat, Jerman, Italia, Swiss, Meksiko, China, India, Indonesia, Malaysia, Thailand, Pakistan, Qatar, Afrika Selatan, dan Nigeria.

Molnar mengatakan telah memperkenalkan pemanfaatan teknologi stem cell di 25 negara melalui lembaga BCRO yang bermarkas di Amerika Serikat.

Sementara itu, Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) UGM Prof Dr Retno S Sudibyo MSc Apt mengatakan meskipun teknologi stem cell masih kontroversi di masyarakat untuk diterapkan dalam pelayanan kesehatan kepada publik, penggunaan xeno stem cell sangat diperlukan dalam terapi penyakit degeneratif.

Oleh karena itu, menurut dia, penelitian pengembangan stem cell dalam pengobatan masih memerlukan banyak penelitian lebih lanjut guna mengungkap mekanisme perubahan sel tersebut.

"Namun demikian, penggunaan terapi teknologi stem cell saat ini masih sangat mahal, dan masih sedikit masyarakat yang memiliki informasi tentang terapi stem cell," katanya.

Ia mengatakan riset mengenai stem cell sudah dilakukan sejak 1998, dan pada 2005 ilmuwan berhasil meng-kloning sel embrio manusia.

Pada 2007 dari hasil riset diketahui ilmuwan juga berhasil menciptakan sel punca dari sel dewasa dengan penambahan faktor protein tertentu.

Bahkan di Korea, menurut dia, sejak 2005 telah dilakukan uji klinis terapi sel punca menggunakan sumber sel punca dewasa dari sumsum tulang belakang untuk pengobatan stroke dengan hasil memuaskan.

"Di Indonesia, tahun ini telah dilakukan pengobatan penyakit jantung menggunakan stem cell, dengan hasil baik," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009