Brussels (ANTARA News/Reuters) - Uni Eropa Selasa mendesak Israel untuk membagi Jerusalem dengan Palestina sebagai bagian dari perjanjian damai Timur Tengah dan membuat kota suci itu sebagai ibukota kedua negara.

Menegaskan kembali sikap yang pemerintah Israel sekarang ini tolak, para menteri luar negeri EU itu menyatakan perdamaian sejati membutuhkan pemecahan status Jerusalem melalui perundingan.

Menolak pencaplokan bagian timur dari kota itu, pernyataan mereka menegaskan EU "tidak akan mengakui perubahan apapun pada perbatasan sebelum-1967 termasuk mengenai Jerusalem, kecuali perubahan itu disetujui oleh pihak-pihak tersebut".

Israel merebut Tepi Barat dan Jerusalem Timur dari Jordania dalam Perang Enam Hari 1967 dan kemudian mencaplok Jerusalem Timur dan daerah-daeah pinggiran yang berdekatan, dalam tindakan yang tidak pernah diakui secara internasional.

PM Israel Benjamin Netanyahu yang berkuasa Maret menyatakan bahwa Jerusalem akan tetap "ibukota yang tak dapat dibagi" dari negara Yahudi itu dan acapkali mengesampingkan termasuk masa depan kota tersebut dalam pembicaraan damai.

Pendahulunya, Ehud Olmert, telah mengatakan Israel akan melepaskan sejumlah bagian dari kota itu berdasar berjanjian damai yang komprehensif.

AS, EU, Rusia dan PBB semuanya menganggap status Jerusalem sebagai salah satu masalah pokok yang akan diselesaikan ketika dan jika pembicaraan damai dimulai lagi antara Israel dan Palestina berdasarkan apa yang disebut sebagai "penyelesaian dua negara".

Status Jerusalem -- kota suci bagi tiga agama -- selalu menjadi isu yang sangat sensitif dalam proses damai Timur Tengah. Palestina menginginkan separuh bagian timur kota itu sebagai ibukota negara Palestina pada masa depan di Tepi Barat dan Gaza.

Para menteri itu mengingatkan bahwa EU tidak pernah mengakui pencaplokan Jerusalem Timur. Mereka kembali mendesak Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman dan mengakhiri perlakuaan "diskriminatif" atas warga Palestina di Jerusalem Timur.

Pernyataan EU itu menyambut baik sebagian tindakan Israel, pembekuan sementara dalam pembangunan permukiman sebagai langkah pertama di arah yang benar dan mengharapkan hal itu akan membantu memulai lagi pembicaraan yang terhenti sejak 2008.

Pernyataan itu juga menyambut baik langkah Israel untuk menghentikan pembatasan gerakan warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dengan memindahkan rintangan jalan dan pos pemeriksaan militer di beberapa jalan raya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009