Pamekasan (ANTARA News) - Aksi cap jempol darah mengawali demonstrasi  mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Pamekasan, Madura, Rabu.

Aksi gabungan dua kelompok organisasi mahasiswa bersama perwakilan 21 lembaga swadaya masyarakat (LSM) se Kabupaten Pamekasan ini dilakukan setelah sebelumnya mereka melakukan upacara di monumen Arek Lancor kota setempat.

Menurut Korlap aksi dari GMNI Syaiful Anam, aksi cap jempol darah itu dilakukan sebagai wujud perjuangan mahasiswa dalam upaya memberantas segala bentuk tindak pidana korupsi.

Sebab, kata Syaiful, upaya pemberantasan korupsi membutuhkan perjuangan yang serius hingga titik darah penghabisan.

"Perjuangan melawan korupsi ini tak ubahnya seperti perjuangan meraih dan mempertahankan kemerdekaan di negeri ini," kata Syaiful Anam.

Setelah melakukan aksi cap jempol darah, para demonstran akhirnya bergerak menuju kantor DPRD Pamekasan yang berjarak sekitar 2 kilometer dari monumen Arek Lancor.

Selain melakukan aksi cap jempol darah para demonstran dari kelompok LSM dan mahasiswa ini juga melakukan penggalangan tandatangan, kepada para warga yang mereka temui di sepanjang jalan di sebuah kain putih.

Menurut Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kepemahasiswaan dan Pemuda (Kabid PTKP) HMI cabang Pamekasan, Moh Syakir, kain putih yang disediakan untuk penggalangan tandatangan meminta dukungan terhadap pemberantasan kasus korupsi itu sepanjang 30 meter.

Saat ini, para demonstran mulai tiba di depan kantor DPRD Pamekasan dan berupaya masuk ke halaman kantor dewan.

Aksi demo yang dilakukan kelompok mahasiswa gabungan HMI dan GMNI serta 21 lembaga swadaya masyarakat (LSM) Pamekasan merupakan gelombang aksi demo ketiga.

Sebelumnya, empat kelompok massa juga melakukan aksi demo ke kantor DPRD Pamekasan, masing-masing Pergerakan Masiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) dan Kaukus Pemuda Pamekasan (KPP). (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009