Jakarta (ANTARA) - Sebagai bentuk persembahan untuk mendiang sang ibunda, Deva Malaiholo yang meninggal setahun lalu, Mikha Tambayong merilis lagu "Tak Tergantikan".

Bagi Mikha "Tak Tergantikan" adalah lagu yang sangat personal. Oleh karenanya Mikha sengaja merilis lagu tersebut bertepatan dengan hari ulang tahun sang ibu.

"Aku agak kekeuh di 6 agustus karena ini adalah hari ulang tahun almarhumah ibuku. Ini tribute aku untuk almarhumah ibuku jadi kok kayaknya pas ya kalau aku rilis di hari ini," ujar Mikha dalam peluncuran "Tak Tergantikan" secara daring, Kamis.

Baca juga: Ibunda meninggal, Mikha Tambayong batal manggung di Java Jazz 2019

Baca juga: Mikha Tambayong bawa obor di Palembang


Kehilangan sosok seseorang yang sangat dekat bukan hal yang mudah bagi Mikha. Dia mengaku butuh waktu hingga setahun penuh untuk bisa bangkit dan menjalani hari-hari seperti sedia kala.

Mikha kemudian berbincang dengan Ifa Fachir soal keinginan untuk membuat lagu yang dipersembahkan kepada ibunya. Idenya pun bersambut, Mikha menulis lirik bersama Deva Mahenra dan pengolahan musik dilakukan oleh Ifa.

"Aku butuh satu tahun untuk menerima dan baru mulai terbiasa hidup enggak ada ibuku. Waktu nulis lagu aku kurang ekspresif jadi aku minta bantuan sama tim, aku ungkapin apa yang aku rasain sampai akhirnya jadi potongan lagu ini," kata Mikha. Meskipun lagu ini sangat personal baginya, Mikha percaya bahwa setiap orang punya sudut pandang berbeda tentang sosok tak tergantikan dalam hidup mereka sehingga lagu ini bisa dinikmati siapapun dan dipersembahkan untuk seseorang yang mereka cinta.

"Aku personal buat ibuku tapi siapapun yang mendengarkan bisa related jadi enggak perlu satu sosok spesifik yang sama dengan aku. Aku penginnya siapapun yang dengar bisa terbawa suasana dan bisa mendedikasikan lagu ini untuk siapapun yang tak tergantikan tersebut," ujar Mikha.

Baca juga: Mikha Tambayong pilih tetap di rumah walau PSBB sudah longgar

Baca juga: Mikha Tambayong kangen masa susah saat kuliah

Baca juga: Mimpi jadi kenyataan, Mikha Tambayong diterima di Universitas Harvard

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020