Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Gerilyawan kelompok Taliban, Rabu mendinamit dua gedung sekolah anak-anak lelaki di distrik Khyber Pakistan, di mana tentara sedang mendesakkan serangan terhadap kelompok tersebut, kata seorang penjabat.

Serangan-serangan itu terjadi di kota Bara, kira-kira 20 kilometer di selatan ibukota wilayah itu Peshawar. Sebagian besar gedung yang di daerah itu menjadi puing-puing namun tak ada seorang pun cedera dalam ledakan-ledakan yang terjadi beberapa jam menjelang pagi.

Pakistan pada saat ini sedang melakukan serangan ngencar terhadap Taliban, sekitar 68 orang tewas dalam ledakan bom di seluruh negeri dalam tiga hari terakhir saja, ketika pihak gerilyawan melakukan serangan balasan terhadap mereka di wilayah barat laut yang tak taat kepada hukum.

"Kedua gedung sekolah itu hancur total," kata Shafeerullah Wazir, penjabat tinggi distrik Khyber.

Dia menambahkan hanya dua kelas yang masih berdiri di tengah-tengah gedung sekolah yang hancur.

Wazir mengatakan, bahwa para gerilyawan mengubur dinamit dalam jumlah besar ndi sekitar dinding luar sekolah tingkat atas milik pemerintah itu, dan juga sekolah dasar.

"Kedua kelompok Taliban dan Lashkar-e-Islam terlibat dalam serangan ini," katanya.

Tentara Pakistan melancarkan serangan di distrik Khyber, yang terletak antara Peshawar dan Afghanistan, pada September dalam upayanya menumpas Taliban dan Lashkar-e-Islam.

Bara yang terletak dekat Peshawar, ibukota Provinsi Perbatasan Barat Laut, juga telah dihantam oleh serangkaian serangan bom pada beberapa bulan terakhir ini.

Serangan bom bunuh diri pada 28 Oktober telah menewaskan 125 orang dalam serangan terburuk di wilayah itu selama dua tahun lalu.

Gerilyawan Islamis menentang pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dan telah merusak ratusan gedung sekolah, sebagian besar sekolah untuk anak perempuan, di barat laut negara itu selama beberapa tahun belakangan ini.

Hampir 200 sekolah hancur di Lembah Swat saja selama dua tahun pemberontakan Taliban, yang memaksakan berlakunya hukum syariah di distrik yang terkenal di kalangan turis Barat sebagai tempat main ski dan menikmati udara pegunungan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009