Puncak, Bogor (ANTARA News) - Pemberitaan media soal DPR RI sebagai kurang seimbang dan kurang profesional, keluh Ketua DPR RI, Marzuki Alie, pada Acara Pers Gathering Wartawan Parlemen di Wisma DPR, Cikopo, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

"Kami berharap terciptanya keseimbangan informasi yang diserap oleh masyarakat tentang apa yang telah DPR RI lakukan dengan kritik atau masukkan dari masyarakat," katanya.

Marzuki mengemukakan DPR RI menerima kritikan dan masukkan dari masyarakat secara terbuka dan dengan lapang dada memperhatikan apa yang disampaikan oleh masyarakat, namun masyarakat dan pers juga harus secara seimbang memberikan penilaian proporsional terhadap apa yang telah dilakukan DPR.

Marzuki mengeluhkan sejumlah peristiwa atau langkah penting DPR RI yang kurang mendapatkan tempat secara proporsional di media massa, misalnya, kegiatan bidang Sidang Parlemen Asia (APA) di Bandung beberapa hari lalu yang kurang diperhatikan media massa.

Padahal Sidang APA menghasilkan sejumlah keputusan penting dan parlemen Indonesia memberikan kontribusi pada parlemen Asia termasuk sikap parlemen Asia terkait gerakan antikorupsi.

"Berita-berita mengenai itu tidak mendapatkan tempat secara proporsional," katanya.

Marzuki mengemukakan pihaknya akan serius memperhatikan aspirasi atau kritikan publik dan akan berusaha keras memperbaiki kinerja, salah satunya menggugah kejujuran dan perilaku anggota DPR RI dalam menjalankan tugas dalam bentuk kunjungan kerja.

"Kalau ada anggota DPR tidak jujur dalam kunjungan kerja, misalnya kunjungannya lima hari kemudian hanya mengikuti tiga hari anggota tersebut bisa diproses dari segi etika dan hukum. Itu termasuk korupsi," katanya.

Marzuki juga mengeluhkan sejumlah pemerintah daerah yang memberi sesuatu atau memberi fasilitas kepada anggota DPR RI saat kunjungan kerja. "Kita akan tolak. Jangan lagi teman-teman masih menerima dari pemerintah daerah," katanya.

Mengenai klaim sejumlah kalangan bahwa sikap DPR RI sering lamban dalam menyikapi perkembangan, dia menyatakan justru DPR lebih dahulu dari pihak lain tetapi seringkali tidak mendapatkan tempat secara proporsional dalam pemberitaan.

"Pada saat gempa Sumatera Barat misalnya DPR sudah bergerak lebih dahulu dibanding pihak lain. Pada kasus Prita juga sebenarnya DPR sudah bersikap sebelum pihak lain menyatakan sikap," klaimnya.

Marzuki menyatakan anggota DPR RI saat ini sebenarnya memiliki sensitifitas lebih baik dan lebih tinggi karena mereka dipilih secara langsung oleh masyarakat.

"Kemarin ada kejadian kebakaran di Jakarta Utara, saya harus ikut menelepon sana sini agar dapat segera teratasi sebagai anggota DPR yang dipilih langsung dan sensitifitas itu muncul karena Jakut itu dapil saya," kata Marzuki.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009