London (ANTARA News) - Taliban dapat dikagumi untuk keyakinan pada kepercayaan dan kesetiaan mereka satu sama lain, kata uskup baru angkatan bersenjata Inggris, dalam komentar yang disiarkan Minggu malam seperti dikutip AFP.

Pendeta Gereja Kebenaran Inggris Stephen Venner menyatakan akan lebih sulit mencapai penyelesaian secara damai perang di Afganistan jika pejuang Taliban selalu digambarkan sebagai "setan sejati".

"Banyak sekali hal dikatakan dan disikapi Taliban tak satu pun kita setujui di Barat, tapi dengan sederhana dapat dikatakan bahwa yang mereka lakukan buruk tidak menolong keadaan, karena tidak benar-benar jujur," katanya kepada "Daily Telegraph" dalam tanggapan diterbitkan di lamannya.

"Taliban barangkali bisa dikagumi untuk keyakinan pada kepercayaan mereka dan kesetiaan mereka satu sama lain," katanya.

Uskup itu mengatakan bahwa beberapa cara tempur mereka tidak mulia atau dapat diterima, tapi mengemukakannya tak membantu untuk mempersetankan mereka.

"Kami harus ingat bahwa banyak orang di bawah pengaruh mereka untuk berbagai sebab dan kita secara sederhana tidak bisa menyamaratakan," katanya.

"Untuk menyebut mereka semua jahat dan mewarnai mereka hitam tidak membantu dalam keadaan sangat rumit ini," katanya.

Venner, baru-baru ini ditugaskan pemimpin Gereja Inggris, Uskup Agung Canterbury Rowan Williams, menekankan kekagumannya pada pengorbanan tentara Inggris.

Kemelut itu sudah meminta jiwa 100 tentara Inggris pada tahun ini saja dan 237 sejak pemerintah Taliban digulingkan pada 2001.

Perdana Menteri Gordon Brown pada Minggu berjanji membarui upaya untuk mengalahkan Taliban saat ia melakukan kunjungan tak diumumkan kepada tentaranya di lapangan.

Tahun ini menjadi paling mematikan bagi tentara Inggris dalam perang itu.

Sebagian besar tentara kerajaan itu ditempatkan di Helmand, berjuang mengubah nasib dalam memerangi perlawanan semakin meningkat Taliban.

Inggris memiliki lebih dari 9.000 tentara di Afganistan dan menjanjikan tambahan 500 personil.

Gelombang kematian tentara Inggris dalam Juli dan Agustus memicu kemarahan di antara rakyat Inggris.

Perdana Menteri Gordon Brown, yang menghadapi perjuangan sulit untuk menang dalam pemilihan pada Juni mendatang, dituduh tidak memberi tentara Inggris perlengkapan memadai atau mengemukakan pembenaran jelas bagi tugas mereka di Afganistan.

Jumlah warga Inggris ingin pasukannya ditarik dari Afganistan meningkat dalam 12 bulan terakhir, kata jajak pendapat terbitan tengah November saat seorang komandan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO menyatakan terkejut putranya cedera dalam perang itu.

Sekitar 71 persen dari masyarakat, yang ditanyai suratkabar "Independent", menyatakan mendukung penarikan pasukan Inggris sampai ahir gerakan tempur dalam 12 bulan terakhir.

Sekitar 47 persen petanggap menyatakan penggelaran 9.000 tentara Inggris di Afghanistan mungkin bisa menambah serangan teror di dalam negeri.

Penentang perang tersebut bertambah di Inggris setelah jenazah enam prajurit tewas di Afghanistan dipulangkan pada pekan itu.

Perdana Menteri Gordon Brown dikecam ibu prajurit tewas itu berkaitan dengan taburan surat pernyataan dukacitanya.

Sekitar 1.000 orang berunjukrasa menentang perang saat parlemen NATO bersidang di Edinburgh.

Pemerintah Inggris menghadapi berkali-kali tuduhan bahwa bahaya tentara ke Afganistan meningkat, karena peralatan tidak memadai dan kekurangan helikopter.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009