Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Muliaman D Hadad mengatakan bahwa dalam menarik investor dari Timur Tengah (Timteng) untuk mengembangkan ekonomi syariah, Indonesia masih ketinggalan jauh dengan Singapura dan Malaysia.

"Kita baru melakukan edukasi ekonomi syariah, sedangkan Malaysia dan Singapura yang bersaing untuk menjadi Islamic Economic Center (pusat ekonomi Islam) di dunia sudah memperlakukan perjamuan investor dari Timteng yang dilakukan layaknya raja," kata Muliaman, saat berbicara dalam Rapat Kerja Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, Indonesia masih kalah satu langkah dengan kedua negara tersebut. "Kita baru mau mensosialisasi dan saat ini juga belum berjalan baik apa yang bisa kita lakukan," jelasnya.

Muliaman yang juga sebagai Ketua Umum MES ini juga mengatakan bahwa kondisi ini merupakan kritik pada ke dalam, terutama pada pelaku bisnis yang akan melakukan investasi jangka panjang.

Dia juga menegaskan bahwa dengan edukasi yang lebih luas tentang ekonomi syariah akan membuat masyarakat akan lebih tahu banyak dan sendirinya akan memperluas pasar.

Tentang keinginan untuk menjadikan Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah di dunia, lanjut Muliaman, memang perlu kerja sama antara pemerintah dan pelaku bisnis syariah itu sendiri.

Dia mencontohkan Malaysia dimana pemerintahnya sangat serius untuk bersaing dengan pemerintah Singapura agar sama-sama menjadi sebagai pusat ekonomi Islam di dunia.

"Mari kita sama menyatukan langkah jika ingin memasyarakatkan ekonomi syariah dan mensyariahkan ekonomi masyarakat dapat kita mulai dari bidang kita masing-masing buat semacam network (jaringan kerja) yang nantinya akan saling mengisi," katanya.

Untuk itu Deputi gubernur BI ini berharap semua kalangan di mana ekonomi syariah Indonesia yang masih kecil untuk menjadi besar.

"Kita masih kecil, saya kira kita harus berusaha untuk besar, bagaimana kita bisa menciptakan market (pasar) yang besar, salah satu jalannya adalah dengan cara melanjutkan komitmen edukasi ke berbagai lapisan masyarakat, universitas, para kyai, pesantren, pendidikan tinggi, ibu rumah tangga kalangan, pemerintah," katanya.

Muliaman juga mengatakan bahwa Indonesia perlu memikirkan incorporated syariah, dimana antarlembaga syariah untuk bersemangat jemaah untuk membangun ekonomi syariah di Indonesia.

"Mari kita sama menyatukan langkah jika ingin memasyarakatkan ekonomi syariah dan mensyariahkan ekonomi masyarakat, dengan di mulai dari bidang kita masing-masing buat semacam `network` yang nantinya akan saling mengisi," kata Muliaman. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009