"Aksi mendirikan Kaukus Golkar Bersih itu merupakan upaya bersih-bersih oleh kader Partai Golkar agar partai itu bebas dari virus kader kutu loncat, pengurus korup dan bermasalah dengan hukum. Ini merupakan sikap spontanitas dari kawan-kawan," katanya di Jakarta, Jumat.
Hal senada diungkapkan rekannya sesama penggagas Kaukus Golkar Bersih, Ferry Mursyidan Baldan, yang menyebut kaukus sebagai bentuk respons positif dan rindu kader Golkar dalam membersihkan partai dari berbagai unsur perusak citra.
"Sesuai dengan jargon DPP Partai Golkar yang dinyatakan Ketua Umum terpilih di Munas Riau Oktober lalu (Aburizal Bakrie), bahwa "suara rakyat adalah suara Golkar". Nah, rakyat sekarang kan menginginkan Indonesia bersih dari korupsi dan ketidakadilan hukum. Itulah yang kini memancing para kader sejati Partai Golkar untuk melakukan aksi bersih internal itu," katanya.
Ferry mengatakan, Kaukus sudah memulai aktivitas di beberapa provinsi di Sumatera, Sulawesi, Jawa dan Papua.
Zainal dan Ferry secara tersirat juga mengungkapkan, berdirinya kaukus di daerah-daerah bertujuan mencapai pemilihan umum kepala daerah (pilkada) yang bersih.
"Artinya, kader Golkar sekalipun tak layak dicalonkan sebagai calon bupati, wali kota dan gubernur, jika pernah terperiksa, apalagi sudah jadi tersangka sebuah tindak pidana korupsi," ujar Zainal Bintang.
Sebab, menurut dia, untuk mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang adil, beradab, bermartabat, sejahtera dan makmur, harus ada paradigma baru dalam penentuan kader-kader bagi kepentingan Pilkada.
"Jangan lagi kita meloloskan kader-kader yang gampang `masuk angin` dan hanya menjadikan rakyat sebagai alat demokrasi untuk melegitimasi kekuasaannya, lalu si pejabat itu, apakah itu dari Golkar maupun partai lainnya, terus saja melakukan kejahatan korupsi," ujar Zainal.
Zainal menambahkan, pihaknya juga sudah menerima banyak usulan untuk segera menggelar forum nasional Kaukus Golkar Bersih di Jakarta. (*)
Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009
