Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Seorang penyerang bunuh diri menabrakkan mobil yang berisi bom ke sebuah masjid selama sholat Jumat, menewaskan 11 orang di Pakistan baratlaut, sementara tujuh militan tewas dalam serangan rudal AS di kawasan suku yang dilanda kerusuhan itu.

Serangan-serangan itu terjadi ketika Pakistan melakukan sejumlah ofensif terhadap Taliban di wilayah baratlaut, yang menyulut gelombang serangan bom bunuh diri terhadap aparat keamanan dan sasaran sipil sebagai pembalasan.

Sementara itu, Washington menekan Pakistan agar menghancurkan jaringan militan di sepanjang perbatasannya yang rapuh dengan Afghanistan, dimana sekitar 113.000 prajurit AS dan NATO ditempatkan untuk memerangi Taliban dan Al-Qaeda.

Serangan bom bunuh diri Jumat itu terjadi di sebuah masjid di samping kantor polisi di kota Taimergara di distrik Lower Dir, yang menjadi pusat ofensif militer pada musim semi untuk menghalau militan yang bergerak semakin dekat ke Islamabad, ibukota Pakistan.

"Penyerang bom itu mengendarai sebuah mobil dan ia menabrakkan mobilnya ke gerbang luar masjid itu," kata Muhammad Idrees Khan, deputi kepala kepolisian wilayah itu.

Televisi setempat menunjukkan asap tebal membubung dari sebuah kota kecil di daerah pegunungan, sementara mobil-mobil yang hangus terlihat di samping lokasi ledakan.

"Kami menerima tiga mayat lagi sehingga jumlah korban tewas menjadi 11. Ada 29 orang yang terluka di tempat kami, beberapa dari mereka mengalami kondisi kritis," kata Dokter Wakeel Mohammad Khan, kepala rumah sakit utama di Lower Dir.

Lebih dari 2.700 orang tewas dalam serangan-serangan di Pakistan sejak Juli 2007, dan serangan-serangan meningkat dalam tiga bulan terakhir.

Militer Pakistan memperluas operasi di kawasn suku baratlaut yang berbatasan dengan Afghanistan, yang disebut-sebut AS sebagai tempat paling berbahaya di dunia.

Jumat, serangan rudal pesawat tak berawak AS menewaskan tujuh militan -- serangan ketiga dalam dua hari ini, kata sejumlah pejabat keamanan.

Serangan rudal AS itu dilakukan terhadap sebuah desa di daerah Dattakhel dekat kota utama Waziristan Utara, Miranshah -- daerah sama di wilayah baratlaut dimana dua serangan sebelumnya Kamis menewaskan sedikitnya 14 militan dan menghancurkan tempat persembunyian mereka.

Waziristan Utara bertetangga dengan Waziristan Selatan yang sedang digempur oleh militer.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerh berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan, yang sedang digempur pasukan darat Pakistan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus tahun lalu, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Sebanyak 30.000 prajurit Pakistan kini mengambil bagian dalam ofensif terhadap sekitar 10.000 hingga 12.000 militan di kawasan suku semi-otonomi Waziristan Selatan yang dilanda kekacauan. Pekerja-pekerja bantuan mengatakan, ratusan ribu orang mengungsi akibat pertempuran itu.

Militer Pakistan sebelumnya meluncurkan ofensif besar-besaran setelah Taliban bergerak maju dari Swat ke Buner, ke arah selatan lagi menuju ibukota Pakistan, Islamabad, setelah Washington menyebut kelompok itu sebagai ancaman bagi keberadaan Pakistan, negara yang bersenjatakan nuklir.

Ofensif militer besar itu diluncurkan di distrik-distrik Lower Dir pada 26 April, Buner pada 28 April dan Swat pada 8 Mei. Ofensif itu mendapat dukungan dari AS, yang menempatkan Pakistan pada pusat strateginya untuk memerangi Al-Qaeda.

Swat dulu merupakan daerah dengan pemandangan indah yang menjadi tempat tujuan wisata namun kemudian berubah menjadi markas kelompok Taliban.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009