Kopenhagen (ANTARA News/AFP) - Iran bersedia mencapai kesepakatan mengenai pengayaan uranium jika Amerika Serikat dan Barat menghormati Republik Islam tersebut dan berhenti mengeluarkan ancaman, kata Presiden Mahmoud Ahmadinejad, Jumat.

"Semuanya mungkin, 400 kilo, 800 kilo, itu bukan apa-apa", bagi pengayaan di luar negeri, kata Ahmadinejad dalam isyarat baru guna berusaha mengakhiri pertikaian nuklir tersebut.

"Tetapi bukan dalam suasana saat mereka mengancam kami. Mereka harus mengubah kosakata mereka, dengan penghormatan dan keabsahan. Dalam kasus ini, kami akan mengatakan, baik lah anda ingin berpegang pada kata-kata anda, dalam kasus ini kami siap duduk di satu meja untuk mencapai kesepakatan," kata Ahmadinejad dalam satu wawancara di ibukota Denmark.

Pemerintah Presiden AS Barack Obama telah mengisyarakatkan waktu hampir habis bagi Iran untuk meraih tawaran mengenai keterlibatan diplomatik bagi penyelesaian masalah nuklir.

Amerika Serikat dan lima negara lain di dunia yang berusaha mengekang ambisi nuklir Iran dijadwalkan berkonsultasi melalui telefon pada 22 Desember, di tengah ancaman mengenai babak keempat sanksi PBB atas Teheran.

Washington telah mendesak Iran agar menerima usul PBB bagi Iran untuk mengirim 1.200 kilogram uraniumnya yang diperkaya pada tingkat rendah ke Rusia "dalam satu tumpuk".

Ahmadinejad mengatakan 1.200 kilogram "bukan jumlah yang terlalu banyak. Kami memiliki teknologi dan kami saat ini berusaha menghasilkan uranium (yang diperkaya) pada tingkat 3,5 persen".

"Dari permulaan tersebut, pengiriman 1.200 kilogram uranium bukan masalah bagi kami ... tapi kami percaya mereka dapat mengacungkan tongkat untuk mengancam kami, hari-hari itu sudah lewat," katanya.

"Mereka mengancam kami sekarang, dengan sanksi, dengan resolusi, tekanan, itu kemunduran," kata Ahmadinejad.

Amerika Serikat awal November menolak tawaran Iran untuk menukar 880 pon uranium yang diperkaya pada tingkat rendah dengan bahan bakar nuklir yang diperkaya sampai 20 persen, dalam pertukaran di daerah perdagangan bebas pulau Kish, Teluk, sebagai tahap awal kesepakatan dengan negara besar di dunia.

Presiden Iran itu berkali-kali mengulangi dalam wawancara 45 menit tersebut bahwa "Amerika dan yang lain harus mengubah sikap (mereka) dan kami akan duduk di satu meja untuk menemukan kesepakatan". Ia merujuk kepada Inggris, China, Prancis, Jerman dan Rusia.

Ia menyerukan "jalan tengah", tapi memperingatkan, "Jika mereka kembali mengatakan mereka ingin membawa ke luar (uranium yang diperkaya pada tingkat rendah) guna mencegah Iran membuat bom, itu akan menjadi penghinaan."

"Jika kami ingin membuat bom, kami tidak takut terhadap Amerika Serikat ... tapi kami tak ingin membuat bom," kata Ahmadinejad.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009