Mataram (ANTARA News) - Satu unit mobil milik aparat Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu masih terbengkalai di lokasi bentrokan terkait penutupan lokasi penambang liar di Kecamatan Sekotong.

Dari pantauan ANTARA di Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, mobil naas yang rusak berat itu masih berada di pinggir lapangan sepak bola atau sekitar 20 meter dari kantor desa setempat.

Kaca mobil bagian depan tampak hancur, mesinnya juga rusak setelah menjadi sasaran kemarahan warga yang diduga emosi akibat tindakan aparat keamanan membakar perkemahan mereka yang masih melakukan aktivitas penambangan di pegunungan Sekotong.

Penyebab kemarahan warga juga diduga dari adanya informasi yang berbau provokasi yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak ingin lokasi tambang ditutup yakni dengan menyebarkan isu adanya warga yang meninggal dunia akibat tindakan aparat.

Sementara Kepala Sat Pol PP Lombok Barat, Sutiadi, ketika dihubungi di Mataram, Minggu, belum bisa berkomentar karena sedang mengurusi pemakaman keluarga.

Selain mobil aparat Pol PP Lombok Barat yang masih terbengkalai, tumpukan bebatuan masih menutupi jalan raya di depan Kantor Desa Pelangan, serta pecahan kaca juga masih terlihat berserakan di badan jalan sekitar lokasi bentrokan,

Meskipun demikian, situasi dan kondisi nampak kondusif, di mana terlihat warga melakukan aktivitas seperti biasa.

Sementara tim terpadu bentukan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, yang sehari sebelumnya melaksanakan tugas penertiban terhadap warga yang masih melakukan aktivitas penambangan emas sudah tidak terlihat lagi di Kantor Camat Sekotong, yang dijadikan sebagai posko tim terpadu tersebut.

Menurut informasi yang diperoleh, seluruh anggota tim terpadu yang terdiri dari anggota kepolisian dari Polres Lombok Barat, Dandim Lombok Barat, Sat Pol PP Lombok Barat, Badan Lingkungan Hidup Lobar, Dinas Pertambangan Lobar, Dinas Perhubungan, Polisi Hutan Dinas Kehutanan Lobar, TNI AL, dan aparat dari Kecamatan Sekotong sudah di tarik pada Sabtu malam (19/12) sekitar pukul 12.30 Wita.

Sebelumnya, diberitakan, ratusan warga Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, terlibat bentrok dengan tim terpadu yang melakukan penertiban aktivitas penambangan secara tradisional di pegunungan Sekotong, Sabtu (19/12).

Para penambang tradisional itu marah dan mengamuk dengan melempari batu ke arah aparat keamanan, sehingga sejumlah aparat keamanan mengalami luka-luka. Warga pun luka-luka dalam bentrokan fisik itu.

Selain itu, mobil pengendalian massa milik aparat Pol PP Lombok Barat rusak berat akibat aksi lempar batu yang berawal dari dibakarnya kamp penambang milik para penambang di wilayah Desa Pelangan yang diduga dilakukan oleh aparat dalam aksi penertiban (sweeping).

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, pada Rabu (16/12) telah resmi melakukan penutupan terhadap Kawasan tambang emas di kawasan pegunungan Sekotong, hingga batas waktu yang belum ditentukan, karena aktivitas tambang secara tradisional dan ilegal itu sering menelan korban tewas serta merusak  lingkungan.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009