Garut (ANTARA News) - Penyanyi dan budayawan, Franky Sahilatua (56), mengingatkan nilai luhur falsafah Pancasila masih tetap televan dan dibutukan sebagai strategi integrasi, bahkan merupakan panduan maupun pondasi bangsa Indonesia.

"Pancasila juga sebagai perekat setiap generasi di dalam bingkai persatuan dan kesatuan negara RI, sehingga jika Pancasila dihilangkan maka bangsa ini bisa terpecah dan masing-masing membentuk hingga 40 atau bahkan 60 negara," katanya kepada wartawan di Garut, ibukota Kabupaten Garut, Ahad.

Menurut ayah dua anak yang menyanyikan lagu "Kepada angin dan burung-burung" tersebut, menyebutkan, Pancasila selain sebagai falsafah negara juga sekaligus merupakan konsensus atau kesepakatan sejak dalam proses pembentukan negara RI.

"Karena itu kemana dan dimana pun saya berada, senantiasa mengingatkan berbagai kalangan mengenai keampuhan mengimplementasikan nilai luhur falsafah Pancasila, bisa dijadikan penangkal terjadinya disintegrasi bangsa," katanya.

Franky juga mengingatkan, Pancasila bukan agama melainkan pandangan hidup bangsa, yang dapat dipedomani dalam menyikapi berbagai kondisi kekinian bangsa dan negara ini.

Maka dengan menerapkan keluhuran nilai falsapah Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, antara lain bisa menjadikan kita "humanis", damai serta toleran menyikapi permasalahan apapun.

Kritikan apapun wajar disampaikan, namun hendaknya jangan dengan cara yang kotor dan tak manusiawi, tetapi dengan tanggungjawab serta kedewasaan sebagai warga negara, katanya.

Sedangkan kehadirannya di kota Garut, untuk menyampaikan ta`ziah budaya pada pelantikan dan rapat kerja pengurus cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Garut.

Sedangkan orasi budaya disampaikan Said Agil, memaknai pelantikan Ketua Tanfidziyah NU kabupaten Garut KH Agus Muhamad dan Ketua Rois Syuriah NU KH. EZ Mutaqin.

Bupati Garut Aceng H.M Fikri antara lain mengemukakan, sejak dulu diri nya pun sebagai anak serta kader Nahdlatul Ulama, katanya.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009