Denpasar (ANTARA News) - Setelah dibunuh, wartawan Radar Bali AA Narendra Prabangsa kemudian dibuang di perairan Pelabuhan Padang Bai kabupaten Karangasem, Bali, dan terseret arus ke arah timur hingga ditemukan di Teluk Bungsil.

"Menurut sepengetahuan saya sebagai instruktur diving, jasad korban dibuang dari arah barat kemudian ke arah timur karena terbawa arus laut," ujar Kadek Ari Suyasa, dari Badan Rescue Karangasem, di Pengadilan Negeri Denpasar, Selasa.

Kadek Ari dihadirkan jaksa penuntut umum dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Prabangsa pimpinan Djumain SH, dengan terdakwa I Nyoman Wiradnyana alias Rencana.

Kadek Ari mengemukakan saat pertama kali menemukan jasad korban di Teluk Bungsil, berjarak 1 mil dari pantai pada tanggal 16 Februari, pada mayat terdapat sejumlah luka dan kepala bagian atas.

"Melihat kondisi tubuhnya, menurut dugaan saya korban sudah meninggal dunia sekitar empat atau lima hari lalu bergerak mengikuti pola arus yang ada," kata saksi yang mengaku kerap terlibat dalam pencarian korban tenggelam atau hilang di laut itu.

Ketika ketua majelis hakim Djumain menanyakan, di mana korban dibuang ke laut, saksi memperkirakan jasad redaktur halaman daerah koran Radar Bali itu, dibuang dari arah barat atau di sekitar Pantai Padangbai.

Setelah dibuang, jasad korban terbawa arus laut ke arah timur namun beberapa hari kemudian akhirnya terbawa kembali oleh arus laut dari arah timur menuju ke barat.

Melihat kondisi cuaca saat itu, kata Kadek Ari, pada tanggal 9 Februari saat hari malam purnama biasanya empat hari sebelum dan sesudahnya, arus lautnya cukup kuat, sehingga korban terbawa arus.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009