Cikelet (ANTARA News) - Baridin selama berdomisili di kampung Banyuasih desa Pamalayan kecamatan Cikelet, 120 kilometer arah Selatan dari pusat kota Garut selain berprofesi penyadap kelapa untuk gula merah, juga dikenal warga setempat ahli listrik.

Mertua Noordin M. Top itu, terbukti pandai memperbaiki instalasi listrik rumah warga, seperti pernah dialami Pandi (45) yang juga Ketua RT.05/10, instalasi listrik rumahnya rusak akibat gempa bumi berkekuatan 7,3 SR pada 2 September lalu, berhasil diperbaiki oleh Baridin, katanya, Jumat.

Padahal sebelumnya Pandi berniat memanggil tukang listrik bahkan menyiapkan upah perbaikan, namun Baridin menawarkan jasa perbaikan kemudian diberi kesempatan mengerjakan, listrik pun bisa menyala sampai sekarang, meski awalnya tak percaya, katanya.

Buronan Densus 88 itu, selama ini dinilai pula banyak membantu masyarakat sebagaimana diungkapkan oleh Firoh, karena rajin mengajar anak-anak mengaji Al Quran setiap usai shalat magrib, bahkan rajin shalat berjamaah bersama warga sekitarnya.

Namun Kamis lalu (24/12), masyarakat secara mendadak sontak dihebohkan informasi tentang sosok yang banyak membantu warga itu, ternyata mertua Noordin M. Top dan diciduk tim khusus anti teror Densus 88 Polri, katanya.

Baridin pun dikabarkan pernah menjalani pendidikan dan latihan militer di Afghanistan selama dua tahun (1989-1990), atau hanya berselisih dua angkatan dengan Ali Imron adik Amrozi, pelaku teroris lain yang dieksekusi mati.

Malahan warga Cikelet , pernah menemukan Baridin membeli korek api gas dalam jumlah banyak, namun ketika ditanya untuk keperluan apa, langsung dijawabnya hanya akan dijual kembali, dan dirinya mengaku akan mencoba berdagang.

Tetapi keahlian Baridin yang pernah mengikuti pendidikan dan latihan militer di Afghanistan, bisa meracik bom dengan peralatan sederhana serta ahli strategi, selama ini dapat disembunyikan dengan baik di hadapan warga.

Menurut masyarakat, selama ini pun di dalam gubuk Baridin tak pernah diketemukan terdapat jenis barang aneh atau mencurigakan, dia dapat tampil sebagai warga biasa yang tak memiliki latar belakang apapun, ungkap masyarakat setempat termasuk Elan saat dihubungi terpisah.

Kini umumnya warga Cikelet, merasa kesal dan ngeri jika mengingat keberadaan Baridin selama ini di wilayahnya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009