Jakarta (ANTARA News) - Jika anda sendirian saat Natal, mungkin bisa melihat cara yang dilakukan para jomblo multijutawan di Beijing, Cina. Ledakan ekonomi selama tiga dasawarsa terakhir di negara itu telah melahirkan sekelompok orang yang sangat kaya tapi belum berhasil dalam meraih cinta.

Ahad (20/12), satu kelompok istimewa yang terdiri atas 21 multijutawan dan 22 perempuan jomblo menghadiri --konon-- salah satu pesta paling mahal di ibukota China tersebut. Pesta untuk mendapatkan pasangan itu harga tiketnya 100.000 yuan (sekitar Rp145 juta) per kepala.

Semua 21 multijutawan tersebut terdaftar sebagai anggota Golden Bachelors, satu biro jodoh yang berpusat di Shanghai. Golden Bachelors juga menjadi penyelenggara pesta itu.

"Sangat sulit bagi para multijutawan untuk menemukan perempuan yang mereka ingini untuk dinikahi, karena perhatian mereka saat ini terpusat pada karir selama tahap awal hidup mereka," kata direktur media Golden Bachelor, Xiao Pu, kepada Reuters Health.

"Mereka memanfaatkan lembaga kami untuk menyaring pasangan yang cocok menurut latar-belakang keluarga, tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan penampilan fisik mereka," katanya.

Sebanyak 22 perempuan yang berharap memenuhi impian para multijutawan itu, juga merupakan anggota Golden Bachelors. Beberapa orang yang beruntung diperkenankan hadir secara gratis oleh lembaga itu, atau mendapat tiket pada kontes kecantikan yang diselenggarakan oleh lembaga tersebut.

"Setiap perempuan memilik hak untuk mengejar kebahagiaan," kata seorang perempuan yang berusia 22 tahun dan bermarga Dai, yang kini menimba ilmu di Universitas Seni Nanjing, kepada China Daily.

"Saya hanya ingin menghindari masalah, yang mungkin terpaksa saya hadapi sebelum jatuh cinta," katanya.

Surat kabar China Daily melaporkan bahwa semua perempuan lajang tersebut, yang mengenakan pakaian yang berhiaskan bola, menyanyi, menari dan bahkan membuat masakan untuk merebut hati para pria kesepian itu selama acara memperlihatkan bakat.

Multijutawan yang jomblo di China telah mencapai jumlah yang lebih banyak daripada jumlah multijutawan jomblo di negara mana pun, termasuk di Amerika Serikat, tulis salah satu data pada tahun 2009.

Beberapa pesta dan lembaga serupa pencari jodoh juga telah bermunculan di kota besar lain China, seperti Shenzhen dan Shanghai.

Xiao mengatakan ia gembira dengan keberhasilan acara tersebut, dan menambahkan bahwa 80 persen pasangan yang menghadiri acara pembukaan melanjutkan dengan kencan yang diselenggarakan lembaga itu ke berbagai restoran Beijing dan tempat budaya pada hari berikutnya.

"Banyak pasangan bahkan dengan gagasan mereka sendiri mengadakan beberapa kencan khusus di luar rencana perjalanan yang telah kami rancang buat mereka," kata Xiao.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009