Jakarta (ANTARA) -
Pendakwah Habib Husein bin Ja'far Al Hadar atau dikenal Habib Ja'far mengatakan seseorang yang masih jomblo di usia 30 tahun padahal sudah berdoa pada Tuhan, kemungkinan karena ada hal haram yang melekat pada dirinya.
 
"Mungkin ada hal-hal haram yang menyangkut pada diri kita. Karena hal-hal yang haram itu di antaranya menghalangi (doa kepada Allah), " kata dia saat mengisi acara di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat.
 
Habib Ja'far lalu menuturkan, tak hanya perkara jomblo (jomlo atau belum punya pasangan), dampak hal-hal haram yang melekat, misalnya, mengonsumsi makanan atau minuman haram. Hal itu juga dapat menyebabkan seseorang berpaling dari sesuatu yang baik.
 
"Ada orang yang niatnya datang ke Masjid Istiqlal hadir pengajian. Eh tiba-tiba di tengah jalan ada teman menelepon lalu dia belok ikuti arahan teman," tutur dia.
 
Selain makanan haram, Habib Ja'far juga membahas tentang pentingnya warga muslim memastikan tidak mengonsumsi hidangan yang syubhat atau sesuatu yang tidak tahu secara pasti kehalalan dan keharamannya.

Baca juga: Akan ada "taman jomblo" di Mataram
Baca juga: Ada pasar murah di Taman Jomblo Jambi
 
Dia mengingatkan hidangan syubhat yang masuk ke tubuh seseorang akan menjadi daging yang menyebabkan doanya tidak dikabulkan, cenderung pada hal-hal yang haram. Hal ini tidak bisa dihapus kecuali dengan 70 kali ibadah fardu (wajib) yang diterima oleh Allah SWT.
 
"Bayangkan, bukan shalat yang dilakukan tetapi shalat 70 kali yang diterima oleh Allah. Itu untuk menggambarkan betapa dahsyatnya pengaruh mengonsumsi makanan yang tidak halal maupun haram," kata dia.
 
Karena itu, para ulama pada masa lalu memiliki satu prinsip, yaitu hati-hati. Bahkan, banyak di antara mereka yang tidak pernah makan daging dari luar rumah seumur hidup karena ingin memastikan daging yang dimakan disembelih dengan benar sesuai ketentuan Islam.
 
"Mengonsumsi makanan yang halal, minuman yang halal dan toyyib atau baik bukan hanya kewajiban bagi seorang muslim tetapi juga siapa saja yang ingin hidupnya baik-baik saja," kata dia.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024