Jakarta (ANTARA News) - Wakil presiden Boediono memilih merayakan detik-detik pergantian tahun 2009 menuju 2010 bersama keluarga di Jakarta.

"Kemungkinan besar hanya bersama keluarga di Jakarta, namun sempat ada rencana pula untuk pulang ke kampung halaman di Blitar, untuk nyekar," kata juru bicara wakil presiden Yopi Hidayat di Jakarta, Kamis.

Setibanya dari Jombang Jawa Timur untuk menghadiri pemakaman mantan presiden RI Abdurahman Wahid, Boediono bersama Ibu Herawati Boediono langsung menuju kediaman untuk beristirahat.

Sekitar pukul 20.00 WIB Wapres beserta ibu melayat jenazah mantan Menteri Keuangan Frans Seda di rumah duka di Pondok Indah, Jakarta Selatan. "Setelah itu Wapres bersama keluarga akan berkumpul menanti detik-detik pergantian tahun," ungkap Yopi.

Ia menambahkan, Wapres Boediono akan kembali aktif menjalankan tugas negara pada Senin (4/1). "Jadi, hanya bersama keluarga saja," kata Yopi.

Di penghujung 2009 Indonesia kehilangan dua orang putra terbaiknya sekaligus yakni mantan Presiden RI Abdurahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur dan mantan Menteri Keuangan sekaligus ekonom Frans Seda.

Wapres Boediono menilai keduanya sebagai tokoh nasionalis yang tidak membeda-bedakan kelompok atau golongan satu sama lain.

Gus Dur di mata Boediono merupakan tokoh pemersatu bangsa yang sangat sulit ditandingi sepanjang sejarah modern Indonesia.

Sedangkan, sosok Frans Seda adalah ekonom yang benar-benar membuat pembangunan ekonomi Indonesia bergeliat, pada awal-awal pertama Orde Baru.

"Dalam menjalankan tugasnya, almarhum meski seorang katolik dan tergabung dalam Partai Katolik kala itu, namun tetap dapat merangkul semua pihak, kelompok, golongan dan partai apapun untuk bersatu membangun perekonomian bangsa," ujar Boediono seperti dikutip juru bicaranya Yopi.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009