Samarinda (ANTARA News) - Sebagian warga Kota Samarinda tampaknya mengabaikan peringatan pihak Pihak Polda Kalimantan Timur yang melarang menyalakan petasan dan pesta kembang api dalam perayaan tahun baru.

Dilaporkan di Samarinda, Jumat, ketika  jam menunjukkan pukul 00:00 Wita, suara petasan langsung bersahut-sahutan serta diiringi tembakan kembang api ke udara.

Beberapa warga meskipun mengaku tahu bahwa menjadi tradisi warga "Kota Tepian" itu akan menggelar pesta kembang api dan menyalakan petasan namun cukup kaget mendengar bunyi mercon tersebut.

"Suaranya benar-benar dasyat, berbahaya bagi orang sakit jatung. Padahal Polda Kaltim melalui media massa telah mengeluarkan larangan untuk menyalakan mercon," kata Albaidanie, warga Jl. Agussalim Samarinda.

Namun, katanya, pihak Polda Kaltim dalam mengeluarkan himbauan atau peringatan bukan sekedar berbicara akan tetapi juga harus diikuti dengan tindakan, yakni beberapa hari sebelum perayaan pergantian tahun harus melakukan operasi terhadap pedagang yang menjual mercon dan kembang api.

"Kenyataannya, di sekitar Pasar Pagi, Pasar Segiri dan pusat perbelanjaan Citra Niaga Samarinda terdapat banyak pedagang yang dengan bebas menjual kembang api dan mercon di pinggir jalan," katanya.

Polda Kaltim dalam pengamanan tahun baru mengerahkan 2.630 personel di lapangan, serta ada pula 420 anggota yang siaga di Mapolda Kaltim yang siap mengamankan.

Di Samarinda, konsentrasi massa dalam menyambut tahun baru 2010 terpencar di beberapa titik, khususnya pada sejumlah halaman parkir cukup luas termasuk di halaman parkir GOR Segiri karena di situ digelar pertunjukan band.

Tepian Mahakam Samarinda dari sekitar depan Kantor Gubernur Kaltim sampai depan Kantor PLN sekitar lima kilometer adalah titik paling padat dikunjungi warga menyambut pergantian tahun. Pada lokasi itu, sejumlah pihak menggelar pertunjukan band.

Konsentrasi massa yang memadati tepian Mahakam menyebabkan terjadi kemacetan cukup parah di kawasan yang menghadap sungai terpanjang dan terlebar di Kaltim itu, yakni Sungai Mahakam.

Warga yang merayakan pergantian tahun baru dengan menikmati suasana tepian Mahakam akhirnya berangsur meninggalkan tempat itu saat sekitar pukul 01:00 Wita hujan gerimis mengguyur kota berpenduduk 700.000 jiwa itu.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010