Denpasar (ANTARA) - Sejumlah kapal yang dikelola pengusaha asal Hongkong beroperasi di perairan Indonesia dengan menangkap kerapu hidup sehingga merusak terumbu karang Indonesia.

"Penangkapan ikan yang menggunakan kapal berteknologi tinggi itu tidak mempedulikan kelestarian terumbu karang, sehingga sebagian besar terumbu karang yang ada rusak parah," kata Heru Purnomo, eksportir kerapu hidup di Pelabuhan Benoa, Minggu.

Ia mengatakan, kapal-kapal asing itu tidak mempedulikan kelestarian trumbu karang yang menjadi habitat berkembangkan ikan kerapu dan aneka jenis ikan hias lainnya.

"Jika terumbu karang sudah rusak apa yang bisa diharapkan nelayan pesisir dengan alat penangkapan yang sangat sederhana," tutur Heru Purnomo.

Di Bali sendiri, sekitar 8.000 nelayan pesisir aktif menangkap ikan kerapu dan ikan hias menggunakan jaring.

"Jika terumbu karang yang ada kondisinya rusak, maka kelangsungan aktivitas ribuan nelayan itu sulit bisa dipertahankan," kata Heru.

Heru mengeluhkan kerusakan terumbu karang akibat kehadiran kapal-kapal asing itu kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad.

Sementara Fadel Muhammad mengaku, mengetahui hal itu sejak lama dan ketika menjabat Gubernur Gorontalo dia telah membuat Perda untuk melindungi terumbu karang dari kehancuran.

"Pemprov Gorontalo yang pertama di Indonesia memiliki Perda tentang terumbu karang, sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap tempat berkembangbiakkan berbagai jenis ikan," ujarnya.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010